yap, ini adalah blog baru saya. Sebenernya sebagian postingan hasil migrasi dari blog sebelumnya, stdln.blogspot.com. Setelah dipikir pikir start brand new day ternyata juga perlu diawali dari blog. haha, jadi saya migrasikan postingan2 saya seblumnya ke blog ini.
Jumat, 02 Maret 2012
Migrasi
yap, ini adalah blog baru saya. Sebenernya sebagian postingan hasil migrasi dari blog sebelumnya, stdln.blogspot.com. Setelah dipikir pikir start brand new day ternyata juga perlu diawali dari blog. haha, jadi saya migrasikan postingan2 saya seblumnya ke blog ini.
Minggu, 10 April 2011
Pengaruh Budaya Asing Terhadap Generasi Muda Indonesia
Pengaruh Budaya Asing Terhadap Generasi Muda Indonesia
Maraknya aksi-aksi imoral anak muda dewasa ini memang sudah cukup memprihatinkan. Apalagi ditambah pudarnya nilai-nilai budaya lokal kian memperparah keadaan. Meskipun demikian generasi muda tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Banyak hal yang menyebabkan kondisi generasi muda Indonesia menjadi kurang peka terhadap nilai-nilai budaya tradisional. Penyebab utama tentu saja adalah masuknya budaya asing ke dalam sendi-sendi kehidupan masyrakat Indonesia.
Budaya asing yang masuk ke indonesia membawa dampak yang cukup besar dalam kehidupan generasi muda Indonesia disaat ini. Dari semua budaya asing yang masuk menyusupi rangka kehidupan tidak semuanya membawa dampak positif bagi generasi muda saat ini, untuk generasi muda harus dapat memilah-milah sendiri mana yang sebaiknya ditinggalkan dan mana yang masih dalam taraf nilai nilai lokal untuk kemudian diaplikasikan dalam kebudayaan lokal. Dalam menyikapi kebudayaan yang masuk, sudah barang tentu generasi muda harus berupaya menanggulanginya agar jati diri sebagai generasi muda penerus bangsa tidak rusak.
Banyaknya tindak kejahatan yang terjadi saat ini merupakan salah satu bukti dari gagalnya generasi muda membedakan baik buruknya budaya asing yang masuk.Tindak kriminal, narkoba,tawuran, perkosaan, pergaulan bebas terjadi karena generasi muda meniru kebudayaan asing yang menurut mereka sudah tidak tabu lagi untuk diikuti. Fenomena inilah yang terjadi pada generasi muda saat ini akibat tidak bisa memilah budaya asing yang masuk. Dalam hal ini pemerintah dan juga generasi muda mulai saat ini, seharusnya jangan begitu saja menerima budaya asing yang masuk agar generasi muda Indonesia tidak hancur dan generasi muda dapat membangun Indonesia menjadi salah satu negara yang maju tanpa sepenuhnya terpengaruh budaya asing.
Pondasi utama masalah ini tentu saja adalah arus globalisasi yang tak bisa dibendung lagi. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja yang berdandan layaknya selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim, bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal jika ditilik kedalam akar budaya masyarakat Indonesia cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan. Tak ketinggalan pula gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan jati diri kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi hilang karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Tingkat autisme semakin meningkat dikarenakan perkembangan dari fitur-fitur handphone.
Fenomena merebaknya jejaring pertemansn menjadi sebuah wacana tersendiri. Sedikit banyak generasi muda menjadi salah satu manuskrip manusia negara asing. Mereka seolah mengadopsi sepenuhnya prosedur penggunaan jejaring sosial yang diajarkan oleh pihak asing. Generasi muda Indonesia menjadi salah satu copy-cat generasi muda-"bebas"-negara asing.
Parahnya lagi, yang lebih membuat hati miris bisa kita lihat saat terjadi bencana dimana-mana, dalam maupun luar. Mereka lebih sibuk menjadikan bencana tersebut sebagai "sarana bercanda mereka" dibandingkan membentuk solidaritas peduli bencana. Adapula yang dengan gaya "sok bijak" menertawakan bencana tersebut.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya yang akhir akhir ini mulai terangkat lagi,geng motor. Dengan bersembunyi dibalik mantel organisasi berbasis ketertarikan (interest based organization) mereka dengan sekenanya melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, nantinya akan jadi seperti apa generasi muda Indonesia ini. Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Politik sudah bukan satu-satunya alat perpecahan organisasi, generasi tua juga bukan satu satunya yang terpecah belah akibat organisasi. Nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Tentu sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dimasa mendatang jika generasi muda yang nantinya akan mengisi kehidupan bermsyarakat nasional kehilangan rasa bangga memiliki jiwa Indonesia.
Berdasarkan hasil analisa dan uraian di atas, pengaruh negatif masuknya budaya asing terlihat cukup banyak dan tentunya cukup menyumbangkan dalam kehancuran moral generasi muda Indonesia. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif masuknya budaya asing terhadap nilai-nilai nasionalisme.
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
- Bersikap kritis dan hati-hati (aware) terhadap budaya asing.
- Meningkatkan pengetahuan dan teknologi yang disertai peningaktan iman dan takwa.
- Menumbuhkan rasa cinta terhadap negara yang dilandasi nasionalisme yang kuat.
- Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
- Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
- Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
- Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga generasi muda tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
Generasi penerus bangsa indonesia khususnya diharapkan agar mampu mengantisipasi dan memilah-milah terhadap budaya asing yang yang masuk ke indonesia karena budaya tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan kita dan akan berdampak sangat buruk terhadap eksistensi budaya ini, karena budaya asing, banyak penyimpangan dilakukan oleh segelintir masyarakat indonesia khususnya kaum pemuda yang mengadopsi cara hidup mereka dari berbagai budaya asing yang masuk ke indonesia.
Referensi: wikiku.com
Kamis, 24 Februari 2011
Sejarah Burung Garuda, Lambang Negara Indonesia
Sejarah Burung Garuda
Mengapa Garuda yang dijadikan lambang Negara Indonesia? Bukan Cenderawasih, Rajawali, Elang, atau burung yang lainnya. Sebenarnya bagaimana bentuk burung garuda itu?? Apakah benar-benar ada? Atau hanya mitos belaka? Ada yang menyebutnya Garuda itu seperti Elang Jawa, atau seperti Elang Papua. Atau hanya mitos lalu ...di ada-ada kan… entahlah.. saya juga belum pernah melihatnya. Atau karena memang sudah punah?
Kisah tentang burung Garuda ditemukan di Kitab Mahabharata, lebih tepatnya bagian pertama yaitu Adiparwa. Ceritanya Garuda adalah anak dari Begawan Kasyapa. Begawan Kasyapa memiliki dua istri, yaitu Sang Kadru dan Sang Winata. Setelah sekian lama, mereka belum juga memiliki anak. Lalu Kasyapa memberikan 1000 telur pada Kadru dan 2 telur pada Winata. Telur milik Kadru menetas menjadi 1000 ekor ular sakti, dan milik Winata belum. Karena Winata merasa malu, lalu ia memecah satu telur tersebut. Keluarlah seekor burung kecil yang belum sempurna bentuknya, cacat tak berkaki, diberi nama Anaruh. Telur yang tinggal 1 itu dijaga baik-baik oleh Winata.
Suatu hari, Winata kalah bertaruh dengan Kadru karena kecurangan kadru yang membuat Winata harus menjadi budak dan melayani Kadru beserta 1000 ekor ular. Dan telur Winata satunya pun akhirnya menetas menjadi Garuda. Besar, gagah, bersinar, dan sakti. Untuk menolong ibunya, Kadru menyuruh Garuda mengambil Amerta, air kehidupan milik dewa. Amerta dijaga para dewa dan dikelilingi api yang menyala. Garuda pun melawan para dewa dan menyembur dengan air laut untuk mematikan api tersebut. Pesan ibunya, "bila menelan orang lehermu terasa panas, itu tandanya Brahmana ikut termakan. Muntahkanlah, karena ia seperti ayahmu Begawan Kasyapa. Kamu harus menghormatinya".
<!-- more -->
Berhasillah Sang Garuda merebut Amerta. Lalu dibawanya ke Kadru untuk menyelamatkan ibunya. 1000 ular sudah sangat senang melihat amerta dan Winata dibebakan, tetapi Garuda tak kehilangan akal. Dikibas-kibaskan sayapnya agar ular kotor, dan pergi membersihkan badan dulu di sungai. Garuda pergi meninggalkan tempat itu dan membawa Amerta kembali. Di perjalanan ia bertemu dengan Dewa Wisnu, meminta untuk Amerta diserahkan kembali ke para dewa. Dan Sang Garuda pun menjadi tunggangan Dewa Wisnu. (Cerita disarikan dari buku: Garuda Sebagai Identitas Budaya )
Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui alas an mengapa burung Garuda menjadi lambang Negara kita. Sosoknya yang rela berkorban mengeluarkan ibunya dar penderitaan, di ibaratkan seperti pemuda bangsa yang rela mati-matian mengusir penjajah untuk menyelamatkan Ibu Pertiwi Indonesia. Dan dia juga menghormati ayahnya, dilambangkan sebagai angkasa. Ibunya dilambangkan wanita, tanah tempat kita selalu berpijak.
Banyak juga karya seni, motif batik, relief pada candi, patung Airlangga, stempel Kahuripan yang memakai lambang Garuda. Oleh sebab itulah, Garuda dijadikan lambang Indonesia yang telah dikenal baik oleh bangsa Indonesia dan dianggap bertuah pastinya.
Sepertinya sekarang yang sudah mulai punah adalah semaangat para pemuda Indonesia, generasi penerus bangsa, untuk memajukan Negara dan mengangkat Indonesia dari jerat kemiskinan. Disana-sini malah terlihat semakin banyak orang yang saling memojokkan, saling menjatuhkan, saling beradu dengan kepandaian yang dimilikinya. Di momen Kebangkitan Nasional ini, saya berharap pemuda Indonesia bangkit kembali dan mencari kehidupan yang lebih baik. Bangkitkan semangat, optimisme, dan impian. Dimulai dari diri sendiri.. mengangkat nasib diri sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa dan Negara.
Jumat, 18 Februari 2011
AUDITING KEUANGAN INTERN DAN PEMERINTAH DAN AUDITING OPERASIONAL
CHAPTER 24
AUDITING KEUANGAN INTERN DAN PEMERINTAH
DAN AUDITING OPERASIONAL
AUDIT KEUANGAN INTERN
Auditor intern dalam audit keuangan bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah SPI perusahaan telah dirancang dan berjalan efektif dan apakah L/K telah disajikan dengan wajar.
- Auditor ektern mengandalkan auditor intern dalam hal penggunaan model risiko audit. Jika fungsi auditor intern efektif, maka auditor ekstern akan mengurangi risiko pengendalian dan selanjutnya mengurangi pengujian substantif. Auditor ektern menganggap auditor intern efektif jika mereka independen terhadap unit-unit operasi yang sedang dievaluasi, kompeten dan terlatih, dan telah melaksanakan pengujian audit yang relevan atas SPI dan L/K.
- PSA 33 (SA 322) mengijinkan auditor ektern menggunakan auditor intern untuk membantu audit secara langsung yang berarti auditor ektern boleh memperlakukan auditor intern seperti stafnya sendiri. Risiko yang timbul adalah kurangnya kompetensi dan independensi pelaksanaan oleh auditor intern tetapi insentif bagi manajemen adalah pengurangan imbalan jasa audit dan bagi KAP adalah mempertahankan klien.
AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH
Saat memasuki arena audit ketaatan pemerintah, auditor harus menguasai standar audit yang berlaku umum dan kumpulan dokumen, undang-undang dan peraturan-peraturan audit pemerintah. Hal pertama yang harus dilakukan auditor adalah mengembangkan pengetahuan profesi secara luas.
AUDITING OPERASIONAL
Perbedaan :
Uraian | Audit Keuangan | Audit Operasional |
Tujuan Audit | Apakah informasi historis dicatat dengan benar Berorientasi masa lalu | Penekanan pada efektifitas dan efisiensi Berorientasi pada kinerja operasi masa depan |
Distribusi Laporan | Ditujukan pada para pemegang saham, kreditor, pemerintah,dll Pemilihan kata yang tepat perlu ditentukan dlm L/K karena laporan itu akan didistribusikan secara luas. | Ditujukan pada manajemen Laporan audit operasional berbeda-beda untuk masing-masing audit karena terbatasnya distribusi laporan operasional dan beragamnya sifat audit untuk efektifitas dan efisiensi |
Keterlibatan Bidang Bukan Keu. | Dibatasi pada hal yang langsung mempengaruhi kelayakan penyajian L/K | Banyak melibatkan berbagai kegiatan yang luas sehingga mencakup banyak aspek efisiensi dan efektifitas. |
AUDIT OPERASIONAL DAN AUDITOR OPERASIONAL
Efektifitas Kontra Efisiensi
- Sebelum audit operasional untuk efektifitas dapat dilaksanakan, harus ada kriteria tertentu mengenai apa yang dimaksud dengan efektifitas.
- Sebelum audit operasi dapat bermakna, harus ada kriteria tertentu mengenai apa yang dimaksud dengan melakukan secara lebih efisien.
- Beberapa jenis ketidakefisienan yang sering terjadi dan sering tidak terungkap melalui audit operasional :
Jenis Ketidakefisienan | Contoh |
Biaya perolehan barang atau jasa sangat tinggi | Penawaran untuk pembelian tidak diwajibkan |
Tidak tersedianya bahan baku untuk produksi ketika dibutuhkan | Seluruh jalur perakitan harus dihentikan karena bahan yang diperlukan tidak diorder. |
Terdapat duplikasi pada pekerjaan karyawan | Catatan produksi yang sama disimpan oleh bg produksi maupun bagian akuntansi karena mereka tidak tahu tugasnya masing-masing. |
Terlalu banyak pegawai | Pekerjaan kantor dapat dilakukan lebih efektif bila satu orang sekretaris dikurangi |
Pekerjaan dilakukan tanpa tujuan | Tembusan faktur penjual maupun laporan penerimaan dikirimkan ke bg produksi yang menyimpan dokumen itu tanpa pernah digunakan. |
Hubungan antara Audit Operasional dan Pengendalian Intern
Hal penting dalam penyusunan SPI yang baik :
- Keandalan pelaporan keuangan
- Ketaatan pada hukum dan peraturan yang sudah ditetapkan
- Efisiensi dan efektifitas operasional.
Perbedaan dalam evaluasi dan pengujian atas pengendalian intern untuk audit keuangan dan operasional :
- Tujuan utama evaluasi atas pengendalian intern, pada audit keuangan untuk menentukan luas pengujian audit substantif yang diperlukan dan membuat rekomendasi operasional kepada manajemen. Untuk audit audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas SPI dan membuat rekomendasi kepada manajemen.
- Ruang lingkup evaluasi pengendalian intern, pada audit keuangan terbatas pada hal-hal yanng mempengaruhi akurasi L/K, sedangkan audit operasional mencakup setiap pengendalian yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas.
Jenis-jenis Audit Operasional
- Audit Fungsional
Berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi misalnya fungsi penggajian suatu divisi atau perusahaan untuk keseluruhan.
Keunggulannya : memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor tertentu dalam staf audit intern dapat mengembangkan banyak keahlian dalam suatu bidang dan lebih efisien menggunakan seluruh waktu untuk memeriksa bidang tersebut.
Kekurangannya : tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.
- Audit Organisasional
Menyangkut keseluruhan organisasi seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi.
- Penugasan Khusus
Timbul atas permintaan manajemen, misalnya : penentuan penyebab tidak efektifnya sistem PDE, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.
Jenis-jenis Auditor yang melaksanakan audit operasional :
- Auditor Intern
- Auditor Pemerintah
- Akuntan Publik Terdaftar.
Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional
Tanggungjawab auditor operasional dapat mempengaruhi independensi mereka. Auditor tidak boleh bertasnggungjawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi operasi dalam sebuah perusahaan atau untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan operasi yang tidak efektif atau tidak efisien.
Auditor diperbolehkan memberi rekomendasi perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi pelaksana operasi memiliki wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi-rekomendasi itu.
Persyaratan independen sesuai Statement of Responsibilities of Internal Auditing :
- Auditor intern harus bersikap independen terhadap aktivitas yang mereka periksa. Auditor inten adalah independen bila mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka secara bebas dan obyektif. Independensi memungkinkan auditor intern menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang perlu bagi pelaksanaan audit yang layak. Ini dicapai melalui status organisasi dan obyektifitas.
Obyektifitas mengharuskan auditor intern mempunyai sikap mental independen dan jujur dalam bekerja. Prosedur pembuatan konsep, perancangan, pemesangan dan pengoperasian sistem, bukan fungsi audit. Melaksanakan aktifitas-aktifitas itu dapat merusak obyektifitas audit.
Kompetensi diperlukan untuk menentukan penyebab masalah-masalah operasional dan membuat rekomendasi yang sesuai. Kompetensi merupakan masalah utama bila audit operasional menyangkut masalah-masalah operasi yang bercakupan luas
KRITERIA UNTUK MENGEVALUASI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
Sumber-sumber kriteria :
- Kinerja Historis (historical performance)
Seperangkat kinerja yang sederhana dapat didasarkan pada hasil sebenarnya (atau hasil audit) dari periode sebelumnya. Kriteria ini didasarkan untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Kriteria ini mudah dibuat tetapi mungkin tidak memberikan pandangan mendalam mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.
- Kinerja yang Dapat Diperbandingkan (benchmarking)
Sebagian besar kesatuan yang menjalani audit operasional tidak bersifat unik; terdapat banyak kesatuan yang sama didalam keseluruhan organisasi atau diluarnya sehingga data kinerja dari kesatuan yang dapat diperbandingkan merupakan sumber yang baik untuk mengembangkan kriteria. Untuk kasatuan internal yang dapat diperbandingkan, data biasanya sudah tersedia. Data juga tersedia pada kelompok industri dan lembaga pemerintah yang berwenang.
- Standar Rekayasa (engineered standards)
Kriteria ini seringkali memakan waktu dan biaya yang besar dalam pengembangannya, karena memerlukan banyak keahlian tetapi standar ini mungkin sangat efektif dalam memecahkan masalah operasional yang utama dan biaya yang dikeluarkan akan berharga.
- Diskusi dan Kesepakatan (discussion & agreement)
Pihak yang terlibat dalam proses ini harus meliputi manajemen kesatuan yang diperiksa, auditor operasional dan kesatuan atau orang-orang yang akan mendapat laporan tentang temuan-temuan yang didapat.
Tahap-tahap dalam Auditing Operasional
- Perencanaan
- Auditor operasional harus menentukan ruang lingkup penugasan dan menyampaikan kepada unit organisasi, menentukan staf yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit organisational, memahami SPI dan memutuskan bahan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
- Perbedaan perencanaan dengan audit keuangan :
- Beragamnya audit operasional menyebabkan sulit memutuskan tujuan-tujuan khusus pada suatu audit operasional. Tujuannya akan didasarkan pada kriteria yang akan dikembangkan untuk penugasan dan hai ini tergantung pada situasi yang ada.
- Penentuan staf pada audit operasional lebih rumit karena luasnya penugasan, bidang yang beraneka ragam dan tujuan tiap bidang mungkin memerlukan ketrampilam teknis yang khusus.
- Pentingnya penggunaan lebih banyak waktu dengan pihak-pihak yang berkepantingan untuk mendapatkan kesepakatan maksud penugasan dan kriteria untuk evaluasi yang akan mempermudah penyelesaian audit operasional yang efektif dan efisien.
- Pengumpulan dan Evalusi Bahan Bukti
- Karena pengendalian intern dan prosedur operasi merupakan bagian yang kritis dalam audit operasional, maka dokumentasi ,tanyajawab dengan klien dan pengamatan, sering digunakan secara ekstensif.
- Konfirmasi dan ketepatan perhitungan kurang ekstensif karena ketepatan bukan merupakan tujuan kebanyakan audit operasional.
- Auditor operasional harus mengumpulkan cukup bahan bukti kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak untuk menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.
- Pelaporan dan Tindak Lanjut
- Perbedaan laporan audit operasional :
- Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa.Tidak adanya pemakai pihak ketiga, mengurangi kebutuhan akan pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional.
- Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup audit, temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi.
- Penulisan laporan seringkali banyak memakan waktu agar temuan dan rekomendasi audit dapat disampaikan secara jelas.
- Adanya tindak lanjut dalam audit operasional jika rekomendasi disampaikan pada manajemen dan bertujuan untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang direkomendasikan telah dilakukan dan jika tidak , mengapa ?
----------------mj----------------
AUDIT ATAS SALDO KAS
CHAPTER 21
AUDIT ATAS SALDO KAS
JENIS - JENIS PERKIRAAN KAS
Berikut ini adalah jenis-jenis perkiraan kas yang utama :
- Perkiraan kas umum (General cash account). Perkiraan ini menampung aliran kas masuk dan keluar pada suatu waktu sehingga jenis perkiraan ini sangat penting bagi sebagian besar organisasi (perusahaan).
- Perkiraan penggajian impres (Imprest payroll account). Perkiraan penggajian impres digunakan sebagai upaya meningkatkan pengendalian intern. Dilakukan dengan membuat perkiraan bank impres dengan cara menetapkan dana dengan jumlah tertentu untuk digunakan dan secara periodik diganti kembali sehingga sama dengan jumlah semula lagi.
- Perkiraan bank cabang (Branch bank account). Perusahaan yang beroperasi dengan banyak lokasi seringkali memerlukan rekening bank terpisah pada setiap lokasi. Terdapat dua jenis kebijakan yang dianut oleh perusahaan-perusahaan dalam menggunakan perkiraan bank cabang, yaitu ;
- Setoran dan pengeluaran untuk cabang dilaksanakan dari suatu perkiraan bank khusus dan kelebihan kas secara periodik dikirim ke rekening bank kantor pusat.
- Rekening untuk penerimaan dan rekening untuk pengeluaran dipisahkan. Semua penerimaan disetorkan di bank cabang dan totalnya ditransfer ke perkiraan umum secara periodik. Perkiraan pengeluaran dibentuk dengan basis impres.
- Dana kas kecil impres (Imprest petty cash fund). Dana ini dipergunakan untuk pembelian tunai yang jumlahnya relatif kecil-kecil sehingga lebih mudah dan cepat daripada menggunakan cek.
- Ekuivalen-ekuivalen kas (Cash equivalents). Kelebihan kas yang diakumulasikan selama bagian tertentu dari siklus operasi yang diperlukan di masa mendatang biasanya disimpan dalam investasi jangka pendek yang likuid dan relatif tidak mengandung risiko yang signifikan atas perubahan tingkat bunga.
KAS DI BANK DAN SIKLUS-SILKLUS TRANSAKSI
Siklus-siklus transaksi yang terkait dengan kas di bank adalah :
- Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal
- Siklus perolehan dan pembayaran
- Siklus penjualan dan penerimaan kas
- Siklus penggajian dan kepegawaian.
Keempat siklus transaksi tersebut saling berhubungan dengan titik pusat pada perkiraan kas umum. Oleh sebab itu perkiraan kas umum sangat penting dalam hampir setiap audit bahkan jika saldo akhirnya tidak material.
Dalam audit atas kas, harus dibuat pembedaan antara :
- verifikasi rekonsiliasi klien atas saldo rekening koran dengan buku besar dan,
- Verifikasi apakah kas yang tercatat di buku besar telah mencerminkan dengan benar semua transaksi kas yang dilaksanakan selama tahun tersebut.
Pembedaan tersebut dilakukan karena terdapat salah saji yang mengakibatkan pembayaran atau penerimaan kas yang tidak pantas, tetapi tidak satupun terungkap sebagai bagian dari audit atas rekonsiliasi bank, misalnya ;
- Kesalahan untuk menagih pelanggan
- Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah
- Defalkasi kas
- Pembayaran ganda atas satu faktur rekanan pemasok
- Pembayaran yang tidak patut atas pengeluaran pribadi pejabat perusahaan
- Pembayaran untuk bahan baku yang tidak pernah diterima
- Pembayaran kepada pegawai untuk jumlah jam kerja yang melampaui jumlah jam kerja yang dijalaninya.
- Pembayaran bunga kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa di atas suku bunga yang berlaku.
Salah saji tersebut dapat ditemukan jika dilakukan melalui pengujian atas transaksi. Salah saji yang dapat ditemukan melalui pengujian atas rekonsiliasi bank dapat berupa ;
- Kegagalan memasukkan selembar cek yang belum dikliring bank pada daftar cek beredar, walaupun sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
- Kas yang diterima oleh klien sesudah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai penerimaan kas dalam tahun berjalan
- Setoran yang dicatat dalam buku kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank, dan dimasukkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
- Pembayaran wesel bayar yang didebit langsung ke saldo bank oleh bank tetapi tidak dicantumkan dalam catatan klien.
Oleh sebab itu penting untuk membedakan pengujian atas transaksi yang berkaitan dengan perkiraan kas dengan pengujian yang menetapkan apakah saldo buku telah direkonsiliasi dengan saldo bank.
AUDIT ATAS PERKIRAAN KAS UMUM
Metodologi perancangan pengujian terinci atas saldo kas di bank :
- Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk kas di bank
- Tetapkan risiko pengendalian untuk kas di bank
- Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis atas beberapa siklus
- Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo kas di bank
- Rancang pengujian terinci atas saldo kas di bank untuk memenuhi tujuan spesifik audit yang berupa ; prosedur audit, ukuran sampel, pos/unsur yang dipilih dan saat pelaksanaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi audit atas kas akhir tahun :
- Kas dipengaruhi oleh sebagian besar siklus lainnya
- Meskipun saldo kas itu sendiri biasanya tidak besar, jumlah rupiah debit dan kredit yang mempengaruhi saldo tersebut pada umumnya lebih besar daripada perkiraan lainnya (materialitas)
- Kas adalah harta yang paling disukai untuk dicuri (risiko bawaan).
Pengendalian intern atas saldo kas akhir tahun dalam perkiraan kas umum dapat dibagi dalam dua kategori :
- Pengendalian atas siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
- Rekonsiliasi bank secara independen.
Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berkaitan dengan kas telah mencukupi, pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun dapat dikurangi.
Prosedur audit atas saldo kas akhir tahun dapat dilakukan dengan :
- Penerimaan konfirmasi bank, yaitu penerimaan konfirmasi secara langsung dari setiap bank/lembaga keuangan lain dimana klien melaksanakan kegiatan bisnis
- Penerimaan suatu rekening koran pada titik pisah-batas, yaitu suatu laporan bank pisah-batas atas suatu rekening koran untuk periode sebagian salinan slip-slip setoran dan dokumen-dokumen lain yang termasuk dalam rekening koran yang dikirim oleh bank secara langsung ke Kantor Akuntan Publik
- Pengujian atas rekonsiliasi bank tujuannya untuk verifikasi apakah saldo bank klien yang tercatat berjumlah sama dengan jumlah kas sebenarnya yang ada di bank kecuali untuk setoran dalam perjalanan, cek-cek yang beredar dan pos-pos rekonsiliasi lainnya.
Prosedur berorientasi fraud dapat dilakukan dengan cara :
- Pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi bank jika auditor percaya bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun dengan sengaja telah disalahsajikan
- Pembuktian kas dilakukan jika auditor menyakini pengendalian intern atas kas dianggap tidak memadai. Auditor mempergunakan pembuktian kas guna menetapkan apakah ;
- Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan
- Semua setoran di bank dicatat dalam pembukuan
- Semua pengeluaran kas yang tercatat dibayarkan oleh bank
- Semua jumlah yang dibayar oleh bank telah dicatat
- Pengujian untuk kiting. Kiting adalah suatu jenis penipuan dengan memanfaatkan periode yang diperlukan untuk suatu cek yang dikliring melalui sistem perbankan dengan penyajian jumlah yang sama pada setoran di dua bank sekaligus.
AUDIT ATAS PERKIRAAN BANK PENGGAJIAN
Audit atas perkiraan bank penggajian umumnya meliputi rekonsiliasi cek-cek yang beredar. Dalam pengujian ini, perlu diperoleh rekonsiliasi bank, konfirmasi bank dan suatu rekening koran pisah-batas.
AUDIT ATAS KAS KECIL
Meskipun seringkali jumlahnya tidak material, kas kecil selalu diperiksa, terutama karena adanya kemungkinan defalkasi dan adanya permintaan klien akan suat penelaahan audit. Penelaahan dalam verifikasi kas kecil harus diarahkan pada pengujian transaksi kas kecil, bukan pada saldo akhir perkiraan tersebut.
----------------------mj----------------------
MENYELESAIKAN AUDIT
CHAPTER 22
MENYELESAIKAN AUDIT
PENELAAHAN ATAS KEWAJIBAN BERSYARAT DAN KOMITMEN
Kewajiban bersyarat adalah kemungkinan potensi kewajiban di masa mendatang kepada pihak ketiga untuk jumlah yang tidak diketahui sebagai akibat aktivitas yang telah terjadi.
Tiga kondisi yang menyebabkan adanya kewajiban bersyarat :
- Terdapat kemungkinan pembayaran di masa datang kepada pihak ketiga akibat kondisi saat ini
- Terdapat ketidakpastian atas jumlah pembayaran di masa mendatang tersebut
- Hasilnya akan ditentukan oleh peristiwa di masa datang.
FASB 5 mengungkapkan tiga tingkat kemungkinan ketidakpastian pembayaran di masa datang :
- Tinggi (probable). Peristiwa mendatang mungkin terjadi
- Sedang (reasonably possible). Kemungkinan bahwa peristiwa di masa datang akan terjadi adalah lebih besar dari remote tetapi lebih kecil dari mungkin
- Rendah (remote). Kesempatan terjadinya peristiwa di masa datang rendah.
Prosedur audit yang lazim digunakan untuk mencari kewajiban bersyarat antara lain :
- Tanya jawab dengan manajemen (lisan atau tulisan) mengenai kemungkinan adanya kewajiban bersyarat yang belum dicatat
- Telaah surat ketetapan pajak tahun berjalan dan tahun lalu untuk melihat penyelesaian perselisihan atas pajak penghasilan
- Telaah notulen rapat direksi dan komisaris serta pemegang saham atas adanya indikasi tuntutan atau kewajiban lain
- Analisa beban legal untuk periode yang diaudit dan telaah faktur & pernyataan dari penasehat hukum atas adanya indikasi kewajiban bersyarat, khususnya tuntutan & penetapan pajak yg ditunda
- Dapatkan konfirmasi dari seluruh pengacara utama yang melaksanakan jasa pelayanan hukum kepada klien mengenai status pending litigation atau kewajiban bersyarat lainnya
- Telaah kertas kerja yang ada mengenai informasi yang menunjukkan potensi hal bersyarat
- Dapatkan letter of credit sedekat mungkin dari tanggal neraca dan dapatkan konfirmasi atas saldo yang digunakan maupun yang belum digunakan.
Komitmen sangat berkaitan dengan kewajiban bersyarat. Dalam komitmen, karekteristik terpenting adalah kesepakatan untuk mengikat perusahaan atas sekumpulan kondisi yang tetap di masa mendatang tanpa melihat apa yang terjadi pada laba dan dondisi ekonomi keseluruhan.
PENELAAHAN ATAS PERISTIWA KEMUDIAN
Dua peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi oleh auditor adalah :
- Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian. Peristiwa atau transaksi ini memberikan tambahan informasi kepada manajemen dalam menentukan penilaian saldo perkiraan saat tanggal neraca dan bagi auditor dalam verifikasi saldo, misalnya ;
- Pengumuman pailit satu pelanggan akibat memburuknya kondisi keuangan yang saldo piutang usahanya masih outstanding
- Penyelesaian perkara hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang dicatat dalam buku
- Pelepasan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi pada harga dibawah nilai buku saat ini
- Peristiwa yang tidak mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi pengungkapan dianjurkan. Peristiwa kemudian jenis ini memberikan bahan bukti atas kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan tetapi sangat signifikan sehingga diperlukan pengungkapan meskipun tidak diperlukan penyesuaian, misalnya ;
- Penurunan dalam nilai pasar efek-efek yang disimpan sebagai investasi sementara atau penjualan kembali efek-efek
- Penerbitan obligasi atau efek-efek ekuitas
- Penurunan nilai pasar persediaan sebagai konsekuensi tindakan pemerintah yang menghalangi penjualan barang
- Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.
Prosedur audit untuk penelaahan peristiwa kemudian dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
- Prosedur yang dipadukan sebagai bagian dari verifikasi atas saldo perkiraan akhir tahun. Meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian terinci atas saldo.
- Prosedur yang dilaksanakan secara khusus dengan tujuan menemukan transaksi atau peristiwa yang harus diakui sebagai peristiwa kemudian. Prosedur ini dapat dilakukan dengan cara ;
- Tanya jawab dengan manajemen
- Korespondensi dengan pengacara
- Menelaah laporan intern yang disiapkan setelah tanggal neraca.
- Menelaah catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
- Memeriksa notulen yang dibuat setelah tanggal neraca
- Mendapatkan surat pernyataan yang dibuat klien.
PENGUMPULAN BAHAN BUKTI AKHIR
Pengumpulan bahan bukti akhir dilakukan dengan melakukan :
- Prosedur analitis akhir untuk mendapatkan tinjauan obyektif akhir atas laporan keuangan
- Evaluasi atas asumsi kelangsungan hidup sesuai yang dipersyaratkan SAS 59 untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan mengenai kemampuan klien menjaga kelangsungan hidupnya paling tidak satu tahun setelah tanggal neraca
- Surat pernyataan klien sesuai SAS 19 (AU 333) yang mendokumentasikan pernyataan lisan manajemen terpenting sepanjang audit dan ditanggali sama dengan tanggal laporan audit untuk menjamin terdapat pernyataan yang dikaitkan dengan penelaahan peristiwa kemudian. Surat pernyataan tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai bahan bukti yang andal tetapi menyediakan bahan bukti minimal bahwa manajemen telah ditanyakan pertanyaan tertentu dan melindungi auditor dari klaim potensial oleh manajemen yang tidak sadar atas tanggungjawabnya
- Membaca informasi lain dalam laporan tahunan
MENGEVALUASI HASIL
Saat penyelesaian penerapan prosedur audit spesifik untuk masing-masing bidang audit, adalah perlu untuk memadukan hasilnya ke dalam satu kesimpulan menyeluruh. Terakhir, auditor harus memutuskan apakah bahan bukti audit yang cukup telah dikumpulkan untuk mendukung kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten dengan tahun lalu.
Dalam melakukan evaluasi hasil penugasan, auditor perlu mempertimbangkan dan melakukan hal-hal berikut :
- Mengevaluasi kecukupan bahan bukti. Evaluasi kecukupan bahan bukti berupa penelaahan oleh auditor atas seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah secara cukup diuji dengan mempertimbangkan situasi penugasan
- Mengevaluasi bahan bukti yang mendukung pendapat auditor. Untuk mendukung keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
- Pengungkapan laporan keuangan. Pertimbangan utama dalam menyelesaikan audit adalah untuk menentukan apakah pengungkapan dalam laporan keuangan telah cukup, meyakinkan bahwa saldo perkiraan dalam neraca saldo diagregasi secara benar dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
- Menelaah kertas kerja. Terdapat tiga alasan utama mengapa kertas kerja perlu secara menyeluruh ditelaah oleh staf audit yang lain pada saat penyelesaian audit ;
- Untuk mengevaluasi pelaksanaan pegawai yang belum berpengalaman
- Untuk meyakinkan bahwa audit memenuhi standar pelaksanaan kantor akuntan publik
- Untuk menetralkan kepemihakan yang seringkali masuk ke dalam pertimbangan auditor.
- Penelaah independen. Penelaah independen melakukan telaah atas laporan keuangan dan satu set kertas kerja untuk meyakini bahwa pelaksanaan audit telah mencukupi
- Ikhtisar dari evaluasi bahan bukti. Evaluasi bahan bukti diikhtisarkan untuk memutuskan apakah bahan bukti mendukung pendapat dalam laporan keuangan.
KOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN
SAS 53 dab 54 meminta auditor untuk mengkomunikasikan seluruh ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum kepada komite audit atau kelompok sejenis, tanpa memperhatikan materialitas. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam melaksanakan peranan supervisi atas laporan keuangan yang andal. Persyaratan ini menunjukkan peningkatan perhatian mengenai tanggungjawab auditor untuk mendeteksi dan mencegah fraud manajemen.
Unsur utama yang harus dikomunikasikan kepada komite audit atau badan sejenis adalah :
- Tanggungjawab auditor dibawah standar auditing yang berlaku umum
- Pokok-pokok kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan kepada laporan keuangan
- Penyesuaian laporan keuangan yang signifikan yang ditemukan sepanjang audit dan implikasi dari penyesuaian yang telah dipilih manajemen untuk dicatat serta yang diusulkan tetapi tidak dicatat
- Ketidaksepakatan dengan menejemen mengenai ruang lingkup audit, penerapan prinsip akuntansi dan kalimat laporan keuangan
- Kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan audit, seperti kelangkaan pegawai klien dan kegagalan menyediakan informasi yang diperlukan.
Auditor dapat juga memberikan surat kepada manajemen (management letter) yang dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk memperbaiki usaha klien. Surat ini bersifat optional untuk membantu klien menjalankan usahanya dengan lebih efektif.
PENEMUAN FAKTA KEMUDIAN
Penemuan fakta kemudian yang dapat membuat informasi yang terdapat dalam laporan keuangan yang telah diterbitkan secara material menyesatkan, auditor mempunyai kewajiban untuk meastikan bahwa pengguna yang mengandalkan laporan keuangan telah diberitahu atas informasi tersebut. Pendekatan yang paling baik adalah dengan meminta klien menerbitkan dengan sebera laporan keuangan yang direvisi yang berisi penjelasan mengenai alasan revisi tersebut. Kalau klien menolak untuk bekerjasama dalam mengungkapkan informasi tersebut, auditor harus memberitahu dewan direksi dan komisaris atas fakta ini.
------------------mj------------------
PENUGASAN AUDIT LAIN, JASA ATESTASI DAN PENUGASAN KOMPILASI
CHAPTER 23
PENUGASAN AUDIT LAIN, JASA ATESTASI
DAN PENUGASAN KOMPILASI
JASA REVIEW DAN KOMPILASI
Kategori utama penugasan Audit Testasi lain dan Kompilasi
Jenis penugasan | Contoh | Sumber-sumber berwenang yang mendukung |
Audit atas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum | Audit atas laporan keuangan | Standar auditing (PSA) |
Review atau kompilasi laporan keuangan historis disusun berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum | Review atas laporan keuangan kuartalan | Standar jasa akuntansi dan preview(PSAR) untuk perusahaan non publik,standar auditing untuk perusahaan publik |
Audit atau penugasan-penugasan lain selain audit dengan tingkat keyakinan terbatas, review atau kompilasi atas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum | Audit atas saldo perkiraan | Standar Auditing |
Penugasan-penugasan atestasi menurut standar atestasi | Atestasi atas prakiraan Laporan Keuangan | Standar Atestasi (PSAT) |
Audit Operasional | Audit Operasional dan efektifitas departemen pemasaran suatu perusahaan | Tidak ada |
Audit atas laporan keuangan unit-unit pemerintah | Audit atas laporan keuangan departemen keuangan | Standar auditing dan standar auditing pemerintahan |
REVIEW
Suatu penugasan review mewajibkan akuntan untuk melaksanakan tanya jawab dan prosedur analitis yang memberikan dasar yang layak bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas atas laporan keuangan
Prosedur yang dianjurkan untuk review:
- Mendapatkan pemahaman tentang prinsip dan praktik akuntansi dari industri klien
- Mendapatkan pengetahuan mengenai klien
- Melakukan tanya jawab dengan manajemen
- Melaksanakan prosedur analitis
- Akuntan diwajibkan untuk memperoleh surat pernyataan dari anggota manajemen yang memiliki pengetahuan tentang masalah keuangan
Bentuk laporan
- Paragraf pendahukuan sama dengan laporan audit kcuali untuk penunjukan ke jasa review bukannya audit
- Paragraf ruang lingkup menjelaskan tenteng apa yang dilaksanakan akuntan dan secara jelas menyebutkan bahwa pernyataan pendapat tidak diberikan.
- Paragraf terakhir mencakup keyakinan negatif dengan menyebutkan bahwa "tidak ada penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa…"
Kegagalan untuk mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum
Jika klien gagal untuk menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penugasan review, maka dibutuhkan modifikasi laporan. Akuntan tidak diwajibkan untuk menentukan "pengaruh dari suatu penyimpangan" jika manajemen tidak melakukannya, namun fakta tersebut harus diungkapkan dalam laporan.
KOMPILASI adalah penyajian,dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apapun terhadap laporan tersebut.
Persyaratan kompilasi
- Memiliki pengetahuan tertentu mengenai prinsip akuntansi yang berlaku umum dan praktik-praktik industri klien.
- Memilki pengetahuan mengeanai klien, sifat dan transaksi usahanya, catatan akuntansi dan pegawainya,serta dasar, bentuk dan isi laporan keuangan.
- Melakukan tanya jawab untuk menentukan apakah informasi yang diberikan klien memuaskan
- Membaca laporan keuangan yang telah dikompilasi dan waspada terhadap setiap kelalaian atau kekeliruan yang aritmetis dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum
- Mengungkapkan setiap pengabaian atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang diketahui akuntan. Persyaratan ini tidak berlaku bagi kompilasi yang mengabaikan semua pengungkapan
Laporan kompilasi
- Kompilasi dengan pengungkapan penuh
- Kompilasi yang mengabaikan seluruh pengungkapan
- Kompilasi tanpa independensi
REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK PERUSAHAAN PUBLIK
Laporan interim bentuk baku
Laporan interim bentuk baku untuk laporan keuangan interim yang telah direview direkomendasikan dalam PSAT 01. Komentar berikut mengacu pada laporan tersebut :
- Standar yang disebut paragraf pertama adalah standar yang berlaku pada PSAT 01.
- Paragraf kedua menjelaskan secara lebih rinci dibandingkan dengan laporan bentuk baku dengan pendapat wajar tanpa pengecualian mengenai sifat pekerjaan yang dilaksanakan.
- Paragraf kedua yang menyatakan bahwa suatu audit tidak dilaukan dan pendapat tidak diberikan
- Paragraf terakhir mencakup keyakonan negatif, yang sama dalam kalimat dalam lapran review menurut PSAR.
PENUGASAN SELAIN AUDIT ATAU PENUGASAN DENGAN TINGKAT KEYAKINAN TERBATAS
Dasar akuntansi komprehensif lainnya
Dasar-dasar akuntansi selain prinsip akuntansi yang berlaku umum :
- Dasar kas
- Modified Cash Basis (Dasar kas yang dimodifikasi )
- Dasar yang digunakan suatu satuan usaha yang melaporkan untuk memenuhi persyaratan atau mematuhi ketentuan pelaporan keuangan suatu badan pemerintahan yang berwenang mengatur satuan usaha tersebut (basis used to comply with the requirement of a regulatory agency)
- Dasar pajak penghasilan ( income tax basis)
Persyaratan pelaporan untuk dasar akuntansi yang komprehensif adalah :
- Paragraf pendahuluan.
- Paragraf ruang lingkup
- Paragraf tengah yang menjelaskan dasar akuntansi
- Paragraf pendapat
- Paragraf pembatasan distribusi
Unsur, Akun, dan pos-pos tertentu
Perbedaan utama dengan audit atas laporan yang keuangan yang lengkap ;
- Materialitas didefinisikan dalam hubungannya dengan unsur,akun atau pos-pos terkait dan bukan keseluruhan laporan keuangan
- Standar pelaporan yang berlaku umum tidak dapat ditetapkan karena penyajian unsur, akun atau pos-pos bukanlah laporan keuangan yang disusun menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Bentuk dan isi laporan sama dengan laporan bentuk baku dan harus memenuhi syarat-syarat :
- Unsur, akun atau pos-pos tertentu tersebu harus diidentifikasi
- Dasar yang digunakan dan ketentuan yang menetapkan pemakaian dasar tersebut harus dijelaskan
- Sumber interpretasi yang penting yang dibuat oleh klien yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan yang relevan yang harus dinyatakan dan dijelaskan
- Jika unsur,akun atau pos-pos tertentu disajikan dengan suatu dasar yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umm atau dasar akuntansi komprehensif lainnya, suatu paragraf yang membatasi distribusi laporan hanya kepada perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak atau perjanjian harus ditambahkan.
Modifikasi laporan
Bentuk modifikasi pada dasarnya sama dengan laporanbentuk baku. Modifikasi ini tidak hanya untuk unqualified opinion tapi juga paragraf tambahan (explanatory paragraph).
Penugasan dengan prosedur yang telah disepakati
Syarat-syaratnya:
1. Pihak yang terlibat memahami dengan jelas prosedur yang harus dilaksanakan
2. Distribusi laporan dibatasi kepada pihak terkait yang disebut.
Tanggung jawab pelaporan
Standar pelaporan mengharuskan auditor membuat pernyataan yang jelas tentang tingkat tangung jawab yang dipikulnya terhadap informasi tambahan. Auditor harus melakukan penelitian khusus untuk menjamin bahwa informasi tambahan tersebut tidak akan menimbulkan gugatan karena pengungkapan yany tidak memadai dalam lapoaran keuangan pokok.
Surat ketaatan terhadap persyaratan hutang dan laporan yang sejenis
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan :
- Penugasan & laporan haraus dibatasi pada masalah ketaatan yang mampu dievaluasi oleh auditor.
- Auditor hendaknya menyediakan surat ketaatan terhadap persyaratan hutang hanya kepada perusahaan dimana ia telah melakukan audit terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
- Pendapat auditor hendaknya dalam pentuk keyakinan negatif.
Penyajian ketaatan lainnya
Jenis Laporan ini mencakup :
- Penyajian laporan keuangan dalam bentuk yang diharuskan oleh kontrak atau peraturan yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
- Penyajian menurut salah satu dasar akuntansi tsb, namun tidak lengkap.
PENUGASAN ATESTASI
Tingkat-tingkat jasa atestasi:
- Pemeriksaan (examination): Menghasilkan suatu kesimpulan dalam bentuk positif.
- Review: Praktisi memberikan kesimpulan dalam bentuk keyakinan negatif.
- Prosedur yang telah disepakati: Prosedur yang akan dilaksanakan telah disepakati. Bentuk kesimpulan praktisi dalam penugasan prosedur yang disepakati adalah keyakinan negatif.
LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF
Adalah Laporan Keuangan yang diharapkan atau diramalkan untuk suatu periode tertentu di masa datang atau pada tanggal tertentu di masa datang. Ada dua jenis Laporan keuangan prosektif yaitu :
- Laporan prakiraan
Adalah laporan keuangan yang menyajkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan perusahaaan menurut keyakinan dan pengetahuan yang terbaik dari pihak-pihak yang bertanggung jawab.
- Proyeksi
Adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan perusahaan menurut keyakinan dan pengetahuan yang terbaik dari pihak-pihak yang bertanggungjawab, atas dasar satu atau lebih asumsi hipotesis tertentu
Penggunaan laporan keuangan prospektif.
Secara umum berarti laporan itu dapat digunakan oleh setiap pihak ketiga. Penggunaan yang terbatas mengacu pada penggunaan oleh pihak ketiga dengan siapa pihak yaang bertanggungjawab bernegosiasi secara langsung.
Jenis-jenis penugasan
Standar mengharuskan bahwa satu dari beberapa jenis penugasan berikut ini dilaksanakan terhadap laporan keuangan prospektif : pemeriksaan, kompilasi atau penugasan dengan prosedur yang telah disepakati. Dan penugasan untuk review suatu prakiraan atau proyeksi tidak diperbolehkan karena prakiraan atau proyeksi merupakan hasil dari penerapan secara mekanis beberapa asumsi penting.
Pemeriksaan Laporan Keuangan Prospektif
Suatu pemeriksaan laporan keuangan prospektif mencakup :
- evaluasi terhadap penyusunan laporan keuangan prospektif
- Evaluasi terhadap hal-hal pendukung yang mendasari asumsi-asumsi
- Evaluasi penyajian laporan keuangan prospektif mengenai kesesuaiannya dengan pedoman penyajian laporan keuangan prospektif.
- Menerbitkan laporan pemeriksaan.
Laporan akuntan untuk pemeriksaan laporan keuangan prospektif harus mencakup :
- Identifikasi atas laporan keuangan prospektif yang disajikan
- Persyaratan bahwa pemeriksaan laporan keuangan prospektaif dilakukan sesuai standar yang ditetapkan IAI dan uraian singkat mengenai sifat pemeriksaan yang dilakukan.
- Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan pedoman penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan IAI dan bahwa asumsi-asumsi yang mendasarinya merupakan suatu dasar yang layak untuk melakukan suatu proyeksi berdasarkan asumsi hipotesis tertentu.
- Catatan bahwa hasil-hasil prospekstif mungkin tidak bisa dicapai
- Suatu pernyaataan bahwa akuntan tidak bertanggung jawab untuk memperbaharui laporan karena peristiwa dan kondisi tertentu yang terjadi setelah tanggal laporan.
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Langkah untuk memperoleh pemahaman dan menguji pengendalian
- Merencanakan ruang lingkup penugasan
- Memperoleh pemahaman atas rancangan struktur pengendalian intern
- Melaksanakan pengujian atas pengendalian untuk mementukan kesesuaian dengan prosedur yang telah ditetapkan
- Evaluasi hasil-hasil pemahaman dan pengujian atas pengendalian.
- Menyiapkan laporan keuangan yang tepat.
ATESTASI KETAATAN
Perbandingan terhadap persyaratan-persyaratan dalam audit
Dalam audit ini tujuannya adalah untuk menilai apakah laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, dan satu-satunya perhatian auditor akan pelanggaran hukum dan peraturan, para praktisi merencanakan penugasan untuk tujuan memberikan suatu laporan ketaatan.
Syarat-syarat atestasi ketaatan
- Manajemen harus memberikan asersi tertulis terhadap apa auditor akan memberikan keyakinan.
- Asersi manajemen punya kemampuan evaluasi terhadap kriteria yang layak.
- Asersi manajemen punya kemampuan estimasi atau pengukuran yang konsisten dalam menggunakan kriteria tertentu.
- Manajemen menerima tanggung jawab atas ketaatan perusahaan terhadap persyaratan-persyaratan tertentu.
Pelaksanaan penugasan
Dua jenis penugasan adalah Pemeriksaan dan prosedur yang disepakati. Prosedur yang disepakati., Tujuannya untuk memperoleh kesepakatan dalam prosedur-prosedur yang harus dilakukan yang diingini pemakai.Sedangkan untuk pemeriksan, praktisi berhubungan denganmaterialitas dan resiko atestasi, risiko bawaan,risiko pengendalian dan resiko deteksi.
---------------------mj---------------------