Kamis, 24 Februari 2011

Sejarah Burung Garuda, Lambang Negara Indonesia

Sejarah Burung Garuda

Mengapa Garuda yang dijadikan lambang Negara Indonesia? Bukan Cenderawasih, Rajawali, Elang, atau burung yang lainnya. Sebenarnya bagaimana bentuk burung garuda itu?? Apakah benar-benar ada? Atau hanya mitos belaka? Ada yang menyebutnya Garuda itu seperti Elang Jawa, atau seperti Elang Papua. Atau hanya mitos lalu ...di ada-ada kan… entahlah.. saya juga belum pernah melihatnya. Atau karena memang sudah punah?

Kisah tentang burung Garuda ditemukan di Kitab Mahabharata, lebih tepatnya bagian pertama yaitu Adiparwa. Ceritanya Garuda adalah anak dari Begawan Kasyapa. Begawan Kasyapa memiliki dua istri, yaitu Sang Kadru dan Sang Winata. Setelah sekian lama, mereka belum juga memiliki anak. Lalu Kasyapa memberikan 1000 telur pada Kadru dan 2 telur pada Winata. Telur milik Kadru menetas menjadi 1000 ekor ular sakti, dan milik Winata belum. Karena Winata merasa malu, lalu ia memecah satu telur tersebut. Keluarlah seekor burung kecil yang belum sempurna bentuknya, cacat tak berkaki, diberi nama Anaruh. Telur yang tinggal 1 itu dijaga baik-baik oleh Winata.


 

Suatu hari, Winata kalah bertaruh dengan Kadru karena kecurangan kadru yang membuat Winata harus menjadi budak dan melayani Kadru beserta 1000 ekor ular. Dan telur Winata satunya pun akhirnya menetas menjadi Garuda. Besar, gagah, bersinar, dan sakti. Untuk menolong ibunya, Kadru menyuruh Garuda mengambil Amerta, air kehidupan milik dewa. Amerta dijaga para dewa dan dikelilingi api yang menyala. Garuda pun melawan para dewa dan menyembur dengan air laut untuk mematikan api tersebut. Pesan ibunya, "bila menelan orang lehermu terasa panas, itu tandanya Brahmana ikut termakan. Muntahkanlah, karena ia seperti ayahmu Begawan Kasyapa. Kamu harus menghormatinya".

<!-- more -->

Berhasillah Sang Garuda merebut Amerta. Lalu dibawanya ke Kadru untuk menyelamatkan ibunya. 1000 ular sudah sangat senang melihat amerta dan Winata dibebakan, tetapi Garuda tak kehilangan akal. Dikibas-kibaskan sayapnya agar ular kotor, dan pergi membersihkan badan dulu di sungai. Garuda pergi meninggalkan tempat itu dan membawa Amerta kembali. Di perjalanan ia bertemu dengan Dewa Wisnu, meminta untuk Amerta diserahkan kembali ke para dewa. Dan Sang Garuda pun menjadi tunggangan Dewa Wisnu. (Cerita disarikan dari buku: Garuda Sebagai Identitas Budaya )


 

Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui alas an mengapa burung Garuda menjadi lambang Negara kita. Sosoknya yang rela berkorban mengeluarkan ibunya dar penderitaan, di ibaratkan seperti pemuda bangsa yang rela mati-matian mengusir penjajah untuk menyelamatkan Ibu Pertiwi Indonesia. Dan dia juga menghormati ayahnya, dilambangkan sebagai angkasa. Ibunya dilambangkan wanita, tanah tempat kita selalu berpijak.


 

Banyak juga karya seni, motif batik, relief pada candi, patung Airlangga, stempel Kahuripan yang memakai lambang Garuda. Oleh sebab itulah, Garuda dijadikan lambang Indonesia yang telah dikenal baik oleh bangsa Indonesia dan dianggap bertuah pastinya.


 

Sepertinya sekarang yang sudah mulai punah adalah semaangat para pemuda Indonesia, generasi penerus bangsa, untuk memajukan Negara dan mengangkat Indonesia dari jerat kemiskinan. Disana-sini malah terlihat semakin banyak orang yang saling memojokkan, saling menjatuhkan, saling beradu dengan kepandaian yang dimilikinya. Di momen Kebangkitan Nasional ini, saya berharap pemuda Indonesia bangkit kembali dan mencari kehidupan yang lebih baik. Bangkitkan semangat, optimisme, dan impian. Dimulai dari diri sendiri.. mengangkat nasib diri sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa dan Negara.

Jumat, 18 Februari 2011

AUDITING KEUANGAN INTERN DAN PEMERINTAH DAN AUDITING OPERASIONAL

CHAPTER 24

AUDITING KEUANGAN INTERN DAN PEMERINTAH

DAN AUDITING OPERASIONAL


 

AUDIT KEUANGAN INTERN

  • Auditor intern dalam audit keuangan bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah SPI perusahaan telah dirancang dan berjalan efektif dan apakah L/K telah disajikan dengan wajar.

  • Auditor ektern mengandalkan auditor intern dalam hal penggunaan model risiko audit. Jika fungsi auditor intern efektif, maka auditor ekstern akan mengurangi risiko pengendalian dan selanjutnya mengurangi pengujian substantif. Auditor ektern menganggap auditor intern efektif jika mereka independen terhadap unit-unit operasi yang sedang dievaluasi, kompeten dan terlatih, dan telah melaksanakan pengujian audit yang relevan atas SPI dan L/K.
  • PSA 33 (SA 322) mengijinkan auditor ektern menggunakan auditor intern untuk membantu audit secara langsung yang berarti auditor ektern boleh memperlakukan auditor intern seperti stafnya sendiri. Risiko yang timbul adalah kurangnya kompetensi dan independensi pelaksanaan oleh auditor intern tetapi insentif bagi manajemen adalah pengurangan imbalan jasa audit dan bagi KAP adalah mempertahankan klien.


 

AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH

Saat memasuki arena audit ketaatan pemerintah, auditor harus menguasai standar audit yang berlaku umum dan kumpulan dokumen, undang-undang dan peraturan-peraturan audit pemerintah. Hal pertama yang harus dilakukan auditor adalah mengembangkan pengetahuan profesi secara luas.


 

AUDITING OPERASIONAL

Perbedaan :

Uraian

 

Audit Keuangan 

Audit Operasional 

Tujuan Audit 

Apakah informasi historis dicatat dengan benar

Berorientasi masa lalu 

Penekanan pada efektifitas dan efisiensi

Berorientasi pada kinerja operasi masa depan 

Distribusi Laporan 

Ditujukan pada para pemegang saham, kreditor, pemerintah,dll

Pemilihan kata yang tepat perlu ditentukan dlm L/K karena laporan itu akan didistribusikan secara luas.

Ditujukan pada manajemen

Laporan audit operasional berbeda-beda untuk masing-masing audit karena terbatasnya distribusi laporan operasional dan beragamnya sifat audit untuk efektifitas dan efisiensi

Keterlibatan Bidang Bukan Keu. 

Dibatasi pada hal yang langsung mempengaruhi kelayakan penyajian L/K 

Banyak melibatkan berbagai kegiatan yang luas sehingga mencakup banyak aspek efisiensi dan efektifitas. 


 

AUDIT OPERASIONAL DAN AUDITOR OPERASIONAL

Efektifitas Kontra Efisiensi

  • Sebelum audit operasional untuk efektifitas dapat dilaksanakan, harus ada kriteria tertentu mengenai apa yang dimaksud dengan efektifitas.
  • Sebelum audit operasi dapat bermakna, harus ada kriteria tertentu mengenai apa yang dimaksud dengan melakukan secara lebih efisien.
  • Beberapa jenis ketidakefisienan yang sering terjadi dan sering tidak terungkap melalui audit operasional :

Jenis Ketidakefisienan 

Contoh 

Biaya perolehan barang atau jasa sangat tinggi 

Penawaran untuk pembelian tidak diwajibkan

Tidak tersedianya bahan baku untuk produksi ketika dibutuhkan 

Seluruh jalur perakitan harus dihentikan karena bahan yang diperlukan tidak diorder. 

Terdapat duplikasi pada pekerjaan karyawan 

Catatan produksi yang sama disimpan oleh bg produksi maupun bagian akuntansi karena mereka tidak tahu tugasnya masing-masing.

Terlalu banyak pegawai 

Pekerjaan kantor dapat dilakukan lebih efektif bila satu orang sekretaris dikurangi 

Pekerjaan dilakukan tanpa tujuan 

Tembusan faktur penjual maupun laporan penerimaan dikirimkan ke bg produksi yang menyimpan dokumen itu tanpa pernah digunakan.

Hubungan antara Audit Operasional dan Pengendalian Intern

Hal penting dalam penyusunan SPI yang baik :

  • Keandalan pelaporan keuangan
  • Ketaatan pada hukum dan peraturan yang sudah ditetapkan
  • Efisiensi dan efektifitas operasional.

Perbedaan dalam evaluasi dan pengujian atas pengendalian intern untuk audit keuangan dan operasional :

  1. Tujuan utama evaluasi atas pengendalian intern, pada audit keuangan untuk menentukan luas pengujian audit substantif yang diperlukan dan membuat rekomendasi operasional kepada manajemen. Untuk audit audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas SPI dan membuat rekomendasi kepada manajemen.
  2. Ruang lingkup evaluasi pengendalian intern, pada audit keuangan terbatas pada hal-hal yanng mempengaruhi akurasi L/K, sedangkan audit operasional mencakup setiap pengendalian yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas.

Jenis-jenis Audit Operasional

  1. Audit Fungsional

    Berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi misalnya fungsi penggajian suatu divisi atau perusahaan untuk keseluruhan.

    Keunggulannya : memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor tertentu dalam staf audit intern dapat mengembangkan banyak keahlian dalam suatu bidang dan lebih efisien menggunakan seluruh waktu untuk memeriksa bidang tersebut.

    Kekurangannya : tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.

  2. Audit Organisasional

    Menyangkut keseluruhan organisasi seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi.

  3. Penugasan Khusus

    Timbul atas permintaan manajemen, misalnya : penentuan penyebab tidak efektifnya sistem PDE, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.

Jenis-jenis Auditor yang melaksanakan audit operasional :

  1. Auditor Intern
  2. Auditor Pemerintah
  3. Akuntan Publik Terdaftar.

Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional

    Tanggungjawab auditor operasional dapat mempengaruhi independensi mereka. Auditor tidak boleh bertasnggungjawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi operasi dalam sebuah perusahaan atau untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan operasi yang tidak efektif atau tidak efisien.

    Auditor diperbolehkan memberi rekomendasi perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi pelaksana operasi memiliki wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi-rekomendasi itu.

Persyaratan independen sesuai Statement of Responsibilities of Internal Auditing :

  • Auditor intern harus bersikap independen terhadap aktivitas yang mereka periksa. Auditor inten adalah independen bila mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka secara bebas dan obyektif. Independensi memungkinkan auditor intern menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang perlu bagi pelaksanaan audit yang layak. Ini dicapai melalui status organisasi dan obyektifitas.

Obyektifitas mengharuskan auditor intern mempunyai sikap mental independen dan jujur dalam bekerja. Prosedur pembuatan konsep, perancangan, pemesangan dan pengoperasian sistem, bukan fungsi audit. Melaksanakan aktifitas-aktifitas itu dapat merusak obyektifitas audit.

Kompetensi diperlukan untuk menentukan penyebab masalah-masalah operasional dan membuat rekomendasi yang sesuai. Kompetensi merupakan masalah utama bila audit operasional menyangkut masalah-masalah operasi yang bercakupan luas


 

KRITERIA UNTUK MENGEVALUASI EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

Sumber-sumber kriteria :

  • Kinerja Historis (historical performance)

    Seperangkat kinerja yang sederhana dapat didasarkan pada hasil sebenarnya (atau hasil audit) dari periode sebelumnya. Kriteria ini didasarkan untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Kriteria ini mudah dibuat tetapi mungkin tidak memberikan pandangan mendalam mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.

  • Kinerja yang Dapat Diperbandingkan (benchmarking)

    Sebagian besar kesatuan yang menjalani audit operasional tidak bersifat unik; terdapat banyak kesatuan yang sama didalam keseluruhan organisasi atau diluarnya sehingga data kinerja dari kesatuan yang dapat diperbandingkan merupakan sumber yang baik untuk mengembangkan kriteria. Untuk kasatuan internal yang dapat diperbandingkan, data biasanya sudah tersedia. Data juga tersedia pada kelompok industri dan lembaga pemerintah yang berwenang.

  • Standar Rekayasa (engineered standards)

    Kriteria ini seringkali memakan waktu dan biaya yang besar dalam pengembangannya, karena memerlukan banyak keahlian tetapi standar ini mungkin sangat efektif dalam memecahkan masalah operasional yang utama dan biaya yang dikeluarkan akan berharga.

  • Diskusi dan Kesepakatan (discussion & agreement)

    Pihak yang terlibat dalam proses ini harus meliputi manajemen kesatuan yang diperiksa, auditor operasional dan kesatuan atau orang-orang yang akan mendapat laporan tentang temuan-temuan yang didapat.

Tahap-tahap dalam Auditing Operasional

  1. Perencanaan
  • Auditor operasional harus menentukan ruang lingkup penugasan dan menyampaikan kepada unit organisasi, menentukan staf yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit organisational, memahami SPI dan memutuskan bahan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
  • Perbedaan perencanaan dengan audit keuangan :
    • Beragamnya audit operasional menyebabkan sulit memutuskan tujuan-tujuan khusus pada suatu audit operasional. Tujuannya akan didasarkan pada kriteria yang akan dikembangkan untuk penugasan dan hai ini tergantung pada situasi yang ada.
    • Penentuan staf pada audit operasional lebih rumit karena luasnya penugasan, bidang yang beraneka ragam dan tujuan tiap bidang mungkin memerlukan ketrampilam teknis yang khusus.
    • Pentingnya penggunaan lebih banyak waktu dengan pihak-pihak yang berkepantingan untuk mendapatkan kesepakatan maksud penugasan dan kriteria untuk evaluasi yang akan mempermudah penyelesaian audit operasional yang efektif dan efisien.
  1. Pengumpulan dan Evalusi Bahan Bukti
  • Karena pengendalian intern dan prosedur operasi merupakan bagian yang kritis dalam audit operasional, maka dokumentasi ,tanyajawab dengan klien dan pengamatan, sering digunakan secara ekstensif.
  • Konfirmasi dan ketepatan perhitungan kurang ekstensif karena ketepatan bukan merupakan tujuan kebanyakan audit operasional.
  • Auditor operasional harus mengumpulkan cukup bahan bukti kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak untuk menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.
  1. Pelaporan dan Tindak Lanjut
  • Perbedaan laporan audit operasional :
  1. Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa.Tidak adanya pemakai pihak ketiga, mengurangi kebutuhan akan pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional.
  2. Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup audit, temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi.
  3. Penulisan laporan seringkali banyak memakan waktu agar temuan dan rekomendasi audit dapat disampaikan secara jelas.
  • Adanya tindak lanjut dalam audit operasional jika rekomendasi disampaikan pada manajemen dan bertujuan untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang direkomendasikan telah dilakukan dan jika tidak , mengapa ?


     

----------------mj----------------


 


 


 

AUDIT ATAS SALDO KAS

CHAPTER 21

AUDIT ATAS SALDO KAS


 


 

JENIS - JENIS PERKIRAAN KAS

Berikut ini adalah jenis-jenis perkiraan kas yang utama :

  1. Perkiraan kas umum (General cash account). Perkiraan ini menampung aliran kas masuk dan keluar pada suatu waktu sehingga jenis perkiraan ini sangat penting bagi sebagian besar organisasi (perusahaan).
  2. Perkiraan penggajian impres (Imprest payroll account). Perkiraan penggajian impres digunakan sebagai upaya meningkatkan pengendalian intern. Dilakukan dengan membuat perkiraan bank impres dengan cara menetapkan dana dengan jumlah tertentu untuk digunakan dan secara periodik diganti kembali sehingga sama dengan jumlah semula lagi.
  3. Perkiraan bank cabang (Branch bank account). Perusahaan yang beroperasi dengan banyak lokasi seringkali memerlukan rekening bank terpisah pada setiap lokasi. Terdapat dua jenis kebijakan yang dianut oleh perusahaan-perusahaan dalam menggunakan perkiraan bank cabang, yaitu ;
  • Setoran dan pengeluaran untuk cabang dilaksanakan dari suatu perkiraan bank khusus dan kelebihan kas secara periodik dikirim ke rekening bank kantor pusat.
  • Rekening untuk penerimaan dan rekening untuk pengeluaran dipisahkan. Semua penerimaan disetorkan di bank cabang dan totalnya ditransfer ke perkiraan umum secara periodik. Perkiraan pengeluaran dibentuk dengan basis impres.
  1. Dana kas kecil impres (Imprest petty cash fund). Dana ini dipergunakan untuk pembelian tunai yang jumlahnya relatif kecil-kecil sehingga lebih mudah dan cepat daripada menggunakan cek.
  2. Ekuivalen-ekuivalen kas (Cash equivalents). Kelebihan kas yang diakumulasikan selama bagian tertentu dari siklus operasi yang diperlukan di masa mendatang biasanya disimpan dalam investasi jangka pendek yang likuid dan relatif tidak mengandung risiko yang signifikan atas perubahan tingkat bunga.


 

KAS DI BANK DAN SIKLUS-SILKLUS TRANSAKSI

Siklus-siklus transaksi yang terkait dengan kas di bank adalah :

  • Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal
  • Siklus perolehan dan pembayaran
  • Siklus penjualan dan penerimaan kas
  • Siklus penggajian dan kepegawaian.

Keempat siklus transaksi tersebut saling berhubungan dengan titik pusat pada perkiraan kas umum. Oleh sebab itu perkiraan kas umum sangat penting dalam hampir setiap audit bahkan jika saldo akhirnya tidak material.

Dalam audit atas kas, harus dibuat pembedaan antara :

  • verifikasi rekonsiliasi klien atas saldo rekening koran dengan buku besar dan,
  • Verifikasi apakah kas yang tercatat di buku besar telah mencerminkan dengan benar semua transaksi kas yang dilaksanakan selama tahun tersebut.

Pembedaan tersebut dilakukan karena terdapat salah saji yang mengakibatkan pembayaran atau penerimaan kas yang tidak pantas, tetapi tidak satupun terungkap sebagai bagian dari audit atas rekonsiliasi bank, misalnya ;

  • Kesalahan untuk menagih pelanggan
  • Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah
  • Defalkasi kas
  • Pembayaran ganda atas satu faktur rekanan pemasok
  • Pembayaran yang tidak patut atas pengeluaran pribadi pejabat perusahaan
  • Pembayaran untuk bahan baku yang tidak pernah diterima
  • Pembayaran kepada pegawai untuk jumlah jam kerja yang melampaui jumlah jam kerja yang dijalaninya.
  • Pembayaran bunga kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa di atas suku bunga yang berlaku.

Salah saji tersebut dapat ditemukan jika dilakukan melalui pengujian atas transaksi. Salah saji yang dapat ditemukan melalui pengujian atas rekonsiliasi bank dapat berupa ;

  • Kegagalan memasukkan selembar cek yang belum dikliring bank pada daftar cek beredar, walaupun sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
  • Kas yang diterima oleh klien sesudah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai penerimaan kas dalam tahun berjalan
  • Setoran yang dicatat dalam buku kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank, dan dimasukkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
  • Pembayaran wesel bayar yang didebit langsung ke saldo bank oleh bank tetapi tidak dicantumkan dalam catatan klien.

Oleh sebab itu penting untuk membedakan pengujian atas transaksi yang berkaitan dengan perkiraan kas dengan pengujian yang menetapkan apakah saldo buku telah direkonsiliasi dengan saldo bank.


 


 

AUDIT ATAS PERKIRAAN KAS UMUM

Metodologi perancangan pengujian terinci atas saldo kas di bank :

  • Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk kas di bank
  • Tetapkan risiko pengendalian untuk kas di bank
  • Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis atas beberapa siklus
  • Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo kas di bank
  • Rancang pengujian terinci atas saldo kas di bank untuk memenuhi tujuan spesifik audit yang berupa ; prosedur audit, ukuran sampel, pos/unsur yang dipilih dan saat pelaksanaan.


 

Faktor-faktor yang mempengaruhi audit atas kas akhir tahun :

  • Kas dipengaruhi oleh sebagian besar siklus lainnya
  • Meskipun saldo kas itu sendiri biasanya tidak besar, jumlah rupiah debit dan kredit yang mempengaruhi saldo tersebut pada umumnya lebih besar daripada perkiraan lainnya (materialitas)
  • Kas adalah harta yang paling disukai untuk dicuri (risiko bawaan).


 

Pengendalian intern atas saldo kas akhir tahun dalam perkiraan kas umum dapat dibagi dalam dua kategori :

  1. Pengendalian atas siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
  2. Rekonsiliasi bank secara independen.

Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berkaitan dengan kas telah mencukupi, pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun dapat dikurangi.

Prosedur audit atas saldo kas akhir tahun dapat dilakukan dengan :

  • Penerimaan konfirmasi bank, yaitu penerimaan konfirmasi secara langsung dari setiap bank/lembaga keuangan lain dimana klien melaksanakan kegiatan bisnis
  • Penerimaan suatu rekening koran pada titik pisah-batas, yaitu suatu laporan bank pisah-batas atas suatu rekening koran untuk periode sebagian salinan slip-slip setoran dan dokumen-dokumen lain yang termasuk dalam rekening koran yang dikirim oleh bank secara langsung ke Kantor Akuntan Publik
  • Pengujian atas rekonsiliasi bank tujuannya untuk verifikasi apakah saldo bank klien yang tercatat berjumlah sama dengan jumlah kas sebenarnya yang ada di bank kecuali untuk setoran dalam perjalanan, cek-cek yang beredar dan pos-pos rekonsiliasi lainnya.


 


 

Prosedur berorientasi fraud dapat dilakukan dengan cara :

  • Pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi bank jika auditor percaya bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun dengan sengaja telah disalahsajikan
  • Pembuktian kas dilakukan jika auditor menyakini pengendalian intern atas kas dianggap tidak memadai. Auditor mempergunakan pembuktian kas guna menetapkan apakah ;
  • Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan
  • Semua setoran di bank dicatat dalam pembukuan
  • Semua pengeluaran kas yang tercatat dibayarkan oleh bank
  • Semua jumlah yang dibayar oleh bank telah dicatat
  • Pengujian untuk kiting. Kiting adalah suatu jenis penipuan dengan memanfaatkan periode yang diperlukan untuk suatu cek yang dikliring melalui sistem perbankan dengan penyajian jumlah yang sama pada setoran di dua bank sekaligus.


 

AUDIT ATAS PERKIRAAN BANK PENGGAJIAN

    Audit atas perkiraan bank penggajian umumnya meliputi rekonsiliasi cek-cek yang beredar. Dalam pengujian ini, perlu diperoleh rekonsiliasi bank, konfirmasi bank dan suatu rekening koran pisah-batas.


 

AUDIT ATAS KAS KECIL

    Meskipun seringkali jumlahnya tidak material, kas kecil selalu diperiksa, terutama karena adanya kemungkinan defalkasi dan adanya permintaan klien akan suat penelaahan audit. Penelaahan dalam verifikasi kas kecil harus diarahkan pada pengujian transaksi kas kecil, bukan pada saldo akhir perkiraan tersebut.


 


 


 


 


 


 

----------------------mj----------------------

MENYELESAIKAN AUDIT

CHAPTER 22

MENYELESAIKAN AUDIT


 

PENELAAHAN ATAS KEWAJIBAN BERSYARAT DAN KOMITMEN

    Kewajiban bersyarat adalah kemungkinan potensi kewajiban di masa mendatang kepada pihak ketiga untuk jumlah yang tidak diketahui sebagai akibat aktivitas yang telah terjadi.

Tiga kondisi yang menyebabkan adanya kewajiban bersyarat :

  1. Terdapat kemungkinan pembayaran di masa datang kepada pihak ketiga akibat kondisi saat ini
  2. Terdapat ketidakpastian atas jumlah pembayaran di masa mendatang tersebut
  3. Hasilnya akan ditentukan oleh peristiwa di masa datang.

FASB 5 mengungkapkan tiga tingkat kemungkinan ketidakpastian pembayaran di masa datang :

  • Tinggi (probable). Peristiwa mendatang mungkin terjadi
  • Sedang (reasonably possible). Kemungkinan bahwa peristiwa di masa datang akan terjadi adalah lebih besar dari remote tetapi lebih kecil dari mungkin
  • Rendah (remote). Kesempatan terjadinya peristiwa di masa datang rendah.

Prosedur audit yang lazim digunakan untuk mencari kewajiban bersyarat antara lain :

  • Tanya jawab dengan manajemen (lisan atau tulisan) mengenai kemungkinan adanya kewajiban bersyarat yang belum dicatat
  • Telaah surat ketetapan pajak tahun berjalan dan tahun lalu untuk melihat penyelesaian perselisihan atas pajak penghasilan
  • Telaah notulen rapat direksi dan komisaris serta pemegang saham atas adanya indikasi tuntutan atau kewajiban lain
  • Analisa beban legal untuk periode yang diaudit dan telaah faktur & pernyataan dari penasehat hukum atas adanya indikasi kewajiban bersyarat, khususnya tuntutan & penetapan pajak yg ditunda
  • Dapatkan konfirmasi dari seluruh pengacara utama yang melaksanakan jasa pelayanan hukum kepada klien mengenai status pending litigation atau kewajiban bersyarat lainnya
  • Telaah kertas kerja yang ada mengenai informasi yang menunjukkan potensi hal bersyarat
  • Dapatkan letter of credit sedekat mungkin dari tanggal neraca dan dapatkan konfirmasi atas saldo yang digunakan maupun yang belum digunakan.

Komitmen sangat berkaitan dengan kewajiban bersyarat. Dalam komitmen, karekteristik terpenting adalah kesepakatan untuk mengikat perusahaan atas sekumpulan kondisi yang tetap di masa mendatang tanpa melihat apa yang terjadi pada laba dan dondisi ekonomi keseluruhan.

PENELAAHAN ATAS PERISTIWA KEMUDIAN

Dua peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi oleh auditor adalah :

  • Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian. Peristiwa atau transaksi ini memberikan tambahan informasi kepada manajemen dalam menentukan penilaian saldo perkiraan saat tanggal neraca dan bagi auditor dalam verifikasi saldo, misalnya ;
    • Pengumuman pailit satu pelanggan akibat memburuknya kondisi keuangan yang saldo piutang usahanya masih outstanding
    • Penyelesaian perkara hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang dicatat dalam buku
    • Pelepasan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi pada harga dibawah nilai buku saat ini
  • Peristiwa yang tidak mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi pengungkapan dianjurkan. Peristiwa kemudian jenis ini memberikan bahan bukti atas kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan tetapi sangat signifikan sehingga diperlukan pengungkapan meskipun tidak diperlukan penyesuaian, misalnya ;
    • Penurunan dalam nilai pasar efek-efek yang disimpan sebagai investasi sementara atau penjualan kembali efek-efek
    • Penerbitan obligasi atau efek-efek ekuitas
    • Penurunan nilai pasar persediaan sebagai konsekuensi tindakan pemerintah yang menghalangi penjualan barang
    • Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.

Prosedur audit untuk penelaahan peristiwa kemudian dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :

  1. Prosedur yang dipadukan sebagai bagian dari verifikasi atas saldo perkiraan akhir tahun. Meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian terinci atas saldo.
  2. Prosedur yang dilaksanakan secara khusus dengan tujuan menemukan transaksi atau peristiwa yang harus diakui sebagai peristiwa kemudian. Prosedur ini dapat dilakukan dengan cara ;
  • Tanya jawab dengan manajemen
  • Korespondensi dengan pengacara
  • Menelaah laporan intern yang disiapkan setelah tanggal neraca.
  • Menelaah catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
  • Memeriksa notulen yang dibuat setelah tanggal neraca
  • Mendapatkan surat pernyataan yang dibuat klien.


 

PENGUMPULAN BAHAN BUKTI AKHIR

Pengumpulan bahan bukti akhir dilakukan dengan melakukan :

  • Prosedur analitis akhir untuk mendapatkan tinjauan obyektif akhir atas laporan keuangan
  • Evaluasi atas asumsi kelangsungan hidup sesuai yang dipersyaratkan SAS 59 untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan mengenai kemampuan klien menjaga kelangsungan hidupnya paling tidak satu tahun setelah tanggal neraca
  • Surat pernyataan klien sesuai SAS 19 (AU 333) yang mendokumentasikan pernyataan lisan manajemen terpenting sepanjang audit dan ditanggali sama dengan tanggal laporan audit untuk menjamin terdapat pernyataan yang dikaitkan dengan penelaahan peristiwa kemudian. Surat pernyataan tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai bahan bukti yang andal tetapi menyediakan bahan bukti minimal bahwa manajemen telah ditanyakan pertanyaan tertentu dan melindungi auditor dari klaim potensial oleh manajemen yang tidak sadar atas tanggungjawabnya
  • Membaca informasi lain dalam laporan tahunan


 

MENGEVALUASI HASIL

    Saat penyelesaian penerapan prosedur audit spesifik untuk masing-masing bidang audit, adalah perlu untuk memadukan hasilnya ke dalam satu kesimpulan menyeluruh. Terakhir, auditor harus memutuskan apakah bahan bukti audit yang cukup telah dikumpulkan untuk mendukung kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten dengan tahun lalu.

Dalam melakukan evaluasi hasil penugasan, auditor perlu mempertimbangkan dan melakukan hal-hal berikut :

  • Mengevaluasi kecukupan bahan bukti. Evaluasi kecukupan bahan bukti berupa penelaahan oleh auditor atas seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah secara cukup diuji dengan mempertimbangkan situasi penugasan
  • Mengevaluasi bahan bukti yang mendukung pendapat auditor. Untuk mendukung keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
  • Pengungkapan laporan keuangan. Pertimbangan utama dalam menyelesaikan audit adalah untuk menentukan apakah pengungkapan dalam laporan keuangan telah cukup, meyakinkan bahwa saldo perkiraan dalam neraca saldo diagregasi secara benar dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
  • Menelaah kertas kerja. Terdapat tiga alasan utama mengapa kertas kerja perlu secara menyeluruh ditelaah oleh staf audit yang lain pada saat penyelesaian audit ;
    • Untuk mengevaluasi pelaksanaan pegawai yang belum berpengalaman
    • Untuk meyakinkan bahwa audit memenuhi standar pelaksanaan kantor akuntan publik
    • Untuk menetralkan kepemihakan yang seringkali masuk ke dalam pertimbangan auditor.
  • Penelaah independen. Penelaah independen melakukan telaah atas laporan keuangan dan satu set kertas kerja untuk meyakini bahwa pelaksanaan audit telah mencukupi
  • Ikhtisar dari evaluasi bahan bukti. Evaluasi bahan bukti diikhtisarkan untuk memutuskan apakah bahan bukti mendukung pendapat dalam laporan keuangan.


 

KOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN

SAS 53 dab 54 meminta auditor untuk mengkomunikasikan seluruh ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum kepada komite audit atau kelompok sejenis, tanpa memperhatikan materialitas. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam melaksanakan peranan supervisi atas laporan keuangan yang andal. Persyaratan ini menunjukkan peningkatan perhatian mengenai tanggungjawab auditor untuk mendeteksi dan mencegah fraud manajemen.

Unsur utama yang harus dikomunikasikan kepada komite audit atau badan sejenis adalah :

  • Tanggungjawab auditor dibawah standar auditing yang berlaku umum
  • Pokok-pokok kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan kepada laporan keuangan
  • Penyesuaian laporan keuangan yang signifikan yang ditemukan sepanjang audit dan implikasi dari penyesuaian yang telah dipilih manajemen untuk dicatat serta yang diusulkan tetapi tidak dicatat
  • Ketidaksepakatan dengan menejemen mengenai ruang lingkup audit, penerapan prinsip akuntansi dan kalimat laporan keuangan
  • Kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan audit, seperti kelangkaan pegawai klien dan kegagalan menyediakan informasi yang diperlukan.

Auditor dapat juga memberikan surat kepada manajemen (management letter) yang dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi untuk memperbaiki usaha klien. Surat ini bersifat optional untuk membantu klien menjalankan usahanya dengan lebih efektif.


 

PENEMUAN FAKTA KEMUDIAN

Penemuan fakta kemudian yang dapat membuat informasi yang terdapat dalam laporan keuangan yang telah diterbitkan secara material menyesatkan, auditor mempunyai kewajiban untuk meastikan bahwa pengguna yang mengandalkan laporan keuangan telah diberitahu atas informasi tersebut. Pendekatan yang paling baik adalah dengan meminta klien menerbitkan dengan sebera laporan keuangan yang direvisi yang berisi penjelasan mengenai alasan revisi tersebut. Kalau klien menolak untuk bekerjasama dalam mengungkapkan informasi tersebut, auditor harus memberitahu dewan direksi dan komisaris atas fakta ini.


 


 

------------------mj------------------

PENUGASAN AUDIT LAIN, JASA ATESTASI DAN PENUGASAN KOMPILASI

CHAPTER 23

PENUGASAN AUDIT LAIN, JASA ATESTASI

DAN PENUGASAN KOMPILASI


 

JASA REVIEW DAN KOMPILASI

Kategori utama penugasan Audit Testasi lain dan Kompilasi

Jenis penugasan

 

Contoh

 

Sumber-sumber berwenang yang mendukung

Audit atas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum

Audit atas laporan keuangan 

Standar auditing (PSA) 

Review atau kompilasi laporan keuangan historis disusun berdasarkan prinsip akuntansi berlaku umum 

Review atas laporan keuangan kuartalan 

Standar jasa akuntansi dan preview(PSAR) untuk perusahaan non publik,standar auditing untuk perusahaan publik

Audit atau penugasan-penugasan lain selain audit dengan tingkat keyakinan terbatas, review atau kompilasi atas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum

Audit atas saldo perkiraan 

Standar Auditing 

Penugasan-penugasan atestasi menurut standar atestasi 

Atestasi atas prakiraan Laporan Keuangan 

Standar Atestasi (PSAT) 

Audit Operasional 

Audit Operasional dan efektifitas departemen pemasaran suatu perusahaan

Tidak ada 

Audit atas laporan keuangan unit-unit pemerintah 

Audit atas laporan keuangan departemen keuangan 

Standar auditing dan standar auditing pemerintahan 


 

REVIEW

Suatu penugasan review mewajibkan akuntan untuk melaksanakan tanya jawab dan prosedur analitis yang memberikan dasar yang layak bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas atas laporan keuangan

Prosedur yang dianjurkan untuk review:

  1. Mendapatkan pemahaman tentang prinsip dan praktik akuntansi dari industri klien
  2. Mendapatkan pengetahuan mengenai klien
  3. Melakukan tanya jawab dengan manajemen
  4. Melaksanakan prosedur analitis
  5. Akuntan diwajibkan untuk memperoleh surat pernyataan dari anggota manajemen yang memiliki pengetahuan tentang masalah keuangan

Bentuk laporan

  1. Paragraf pendahukuan sama dengan laporan audit kcuali untuk penunjukan ke jasa review bukannya audit
  2. Paragraf ruang lingkup menjelaskan tenteng apa yang dilaksanakan akuntan dan secara jelas menyebutkan bahwa pernyataan pendapat tidak diberikan.
  3. Paragraf terakhir mencakup keyakinan negatif dengan menyebutkan bahwa "tidak ada penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa…"

Kegagalan untuk mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum

Jika klien gagal untuk menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penugasan review, maka dibutuhkan modifikasi laporan. Akuntan tidak diwajibkan untuk menentukan "pengaruh dari suatu penyimpangan" jika manajemen tidak melakukannya, namun fakta tersebut harus diungkapkan dalam laporan.

KOMPILASI adalah penyajian,dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apapun terhadap laporan tersebut.

Persyaratan kompilasi

  1. Memiliki pengetahuan tertentu mengenai prinsip akuntansi yang berlaku umum dan praktik-praktik industri klien.
  2. Memilki pengetahuan mengeanai klien, sifat dan transaksi usahanya, catatan akuntansi dan pegawainya,serta dasar, bentuk dan isi laporan keuangan.
  3. Melakukan tanya jawab untuk menentukan apakah informasi yang diberikan klien memuaskan
  4. Membaca laporan keuangan yang telah dikompilasi dan waspada terhadap setiap kelalaian atau kekeliruan yang aritmetis dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum
  5. Mengungkapkan setiap pengabaian atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang diketahui akuntan. Persyaratan ini tidak berlaku bagi kompilasi yang mengabaikan semua pengungkapan

Laporan kompilasi

  1. Kompilasi dengan pengungkapan penuh
  2. Kompilasi yang mengabaikan seluruh pengungkapan
  3. Kompilasi tanpa independensi


 

REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK PERUSAHAAN PUBLIK

Laporan interim bentuk baku

Laporan interim bentuk baku untuk laporan keuangan interim yang telah direview direkomendasikan dalam PSAT 01. Komentar berikut mengacu pada laporan tersebut :

  1. Standar yang disebut paragraf pertama adalah standar yang berlaku pada PSAT 01.
  2. Paragraf kedua menjelaskan secara lebih rinci dibandingkan dengan laporan bentuk baku dengan pendapat wajar tanpa pengecualian mengenai sifat pekerjaan yang dilaksanakan.
  3. Paragraf kedua yang menyatakan bahwa suatu audit tidak dilaukan dan pendapat tidak diberikan
  4. Paragraf terakhir mencakup keyakonan negatif, yang sama dalam kalimat dalam lapran review menurut PSAR.


 

PENUGASAN SELAIN AUDIT ATAU PENUGASAN DENGAN TINGKAT KEYAKINAN TERBATAS


 

Dasar akuntansi komprehensif lainnya

Dasar-dasar akuntansi selain prinsip akuntansi yang berlaku umum :

  1. Dasar kas
  2. Modified Cash Basis (Dasar kas yang dimodifikasi )
  3. Dasar yang digunakan suatu satuan usaha yang melaporkan untuk memenuhi persyaratan atau mematuhi ketentuan pelaporan keuangan suatu badan pemerintahan yang berwenang mengatur satuan usaha tersebut (basis used to comply with the requirement of a regulatory agency)
  4. Dasar pajak penghasilan ( income tax basis)

Persyaratan pelaporan untuk dasar akuntansi yang komprehensif adalah :

  1. Paragraf pendahuluan.
  2. Paragraf ruang lingkup
  3. Paragraf tengah yang menjelaskan dasar akuntansi
  4. Paragraf pendapat
  5. Paragraf pembatasan distribusi

Unsur, Akun, dan pos-pos tertentu

Perbedaan utama dengan audit atas laporan yang keuangan yang lengkap ;

  1. Materialitas didefinisikan dalam hubungannya dengan unsur,akun atau pos-pos terkait dan bukan keseluruhan laporan keuangan
  2. Standar pelaporan yang berlaku umum tidak dapat ditetapkan karena penyajian unsur, akun atau pos-pos bukanlah laporan keuangan yang disusun menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Bentuk dan isi laporan sama dengan laporan bentuk baku dan harus memenuhi syarat-syarat :

  1. Unsur, akun atau pos-pos tertentu tersebu harus diidentifikasi
  2. Dasar yang digunakan dan ketentuan yang menetapkan pemakaian dasar tersebut harus dijelaskan
  3. Sumber interpretasi yang penting yang dibuat oleh klien yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan yang relevan yang harus dinyatakan dan dijelaskan
  4. Jika unsur,akun atau pos-pos tertentu disajikan dengan suatu dasar yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umm atau dasar akuntansi komprehensif lainnya, suatu paragraf yang membatasi distribusi laporan hanya kepada perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak atau perjanjian harus ditambahkan.

Modifikasi laporan

Bentuk modifikasi pada dasarnya sama dengan laporanbentuk baku. Modifikasi ini tidak hanya untuk unqualified opinion tapi juga paragraf tambahan (explanatory paragraph).

Penugasan dengan prosedur yang telah disepakati

Syarat-syaratnya:

1. Pihak yang terlibat memahami dengan jelas prosedur yang harus dilaksanakan

2. Distribusi laporan dibatasi kepada pihak terkait yang disebut.

Tanggung jawab pelaporan

Standar pelaporan mengharuskan auditor membuat pernyataan yang jelas tentang tingkat tangung jawab yang dipikulnya terhadap informasi tambahan. Auditor harus melakukan penelitian khusus untuk menjamin bahwa informasi tambahan tersebut tidak akan menimbulkan gugatan karena pengungkapan yany tidak memadai dalam lapoaran keuangan pokok.

Surat ketaatan terhadap persyaratan hutang dan laporan yang sejenis

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan :

  1. Penugasan & laporan haraus dibatasi pada masalah ketaatan yang mampu dievaluasi oleh auditor.
  2. Auditor hendaknya menyediakan surat ketaatan terhadap persyaratan hutang hanya kepada perusahaan dimana ia telah melakukan audit terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
  3. Pendapat auditor hendaknya dalam pentuk keyakinan negatif.

Penyajian ketaatan lainnya

Jenis Laporan ini mencakup :

  1. Penyajian laporan keuangan dalam bentuk yang diharuskan oleh kontrak atau peraturan yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
  2. Penyajian menurut salah satu dasar akuntansi tsb, namun tidak lengkap.


 

PENUGASAN ATESTASI

Tingkat-tingkat jasa atestasi:

  1. Pemeriksaan (examination): Menghasilkan suatu kesimpulan dalam bentuk positif.
  2. Review: Praktisi memberikan kesimpulan dalam bentuk keyakinan negatif.
  3. Prosedur yang telah disepakati: Prosedur yang akan dilaksanakan telah disepakati. Bentuk kesimpulan praktisi dalam penugasan prosedur yang disepakati adalah keyakinan negatif.


     

LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF

Adalah Laporan Keuangan yang diharapkan atau diramalkan untuk suatu periode tertentu di masa datang atau pada tanggal tertentu di masa datang. Ada dua jenis Laporan keuangan prosektif yaitu :

  1. Laporan prakiraan

    Adalah laporan keuangan yang menyajkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan perusahaaan menurut keyakinan dan pengetahuan yang terbaik dari pihak-pihak yang bertanggung jawab.

  2. Proyeksi

    Adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan perusahaan menurut keyakinan dan pengetahuan yang terbaik dari pihak-pihak yang bertanggungjawab, atas dasar satu atau lebih asumsi hipotesis tertentu

Penggunaan laporan keuangan prospektif.

Secara umum berarti laporan itu dapat digunakan oleh setiap pihak ketiga. Penggunaan yang terbatas mengacu pada penggunaan oleh pihak ketiga dengan siapa pihak yaang bertanggungjawab bernegosiasi secara langsung.

Jenis-jenis penugasan

Standar mengharuskan bahwa satu dari beberapa jenis penugasan berikut ini dilaksanakan terhadap laporan keuangan prospektif : pemeriksaan, kompilasi atau penugasan dengan prosedur yang telah disepakati. Dan penugasan untuk review suatu prakiraan atau proyeksi tidak diperbolehkan karena prakiraan atau proyeksi merupakan hasil dari penerapan secara mekanis beberapa asumsi penting.

Pemeriksaan Laporan Keuangan Prospektif

Suatu pemeriksaan laporan keuangan prospektif mencakup :

  1. evaluasi terhadap penyusunan laporan keuangan prospektif
  2. Evaluasi terhadap hal-hal pendukung yang mendasari asumsi-asumsi
  3. Evaluasi penyajian laporan keuangan prospektif mengenai kesesuaiannya dengan pedoman penyajian laporan keuangan prospektif.
  4. Menerbitkan laporan pemeriksaan.

Laporan akuntan untuk pemeriksaan laporan keuangan prospektif harus mencakup :

  1. Identifikasi atas laporan keuangan prospektif yang disajikan
  2. Persyaratan bahwa pemeriksaan laporan keuangan prospektaif dilakukan sesuai standar yang ditetapkan IAI dan uraian singkat mengenai sifat pemeriksaan yang dilakukan.
  3. Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan pedoman penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan IAI dan bahwa asumsi-asumsi yang mendasarinya merupakan suatu dasar yang layak untuk melakukan suatu proyeksi berdasarkan asumsi hipotesis tertentu.
  4. Catatan bahwa hasil-hasil prospekstif mungkin tidak bisa dicapai
  5. Suatu pernyaataan bahwa akuntan tidak bertanggung jawab untuk memperbaharui laporan karena peristiwa dan kondisi tertentu yang terjadi setelah tanggal laporan.


 

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Langkah untuk memperoleh pemahaman dan menguji pengendalian
  1. Merencanakan ruang lingkup penugasan
  2. Memperoleh pemahaman atas rancangan struktur pengendalian intern
  3. Melaksanakan pengujian atas pengendalian untuk mementukan kesesuaian dengan prosedur yang telah ditetapkan
  4. Evaluasi hasil-hasil pemahaman dan pengujian atas pengendalian.
  5. Menyiapkan laporan keuangan yang tepat.


 

ATESTASI KETAATAN

Perbandingan terhadap persyaratan-persyaratan dalam audit

Dalam audit ini tujuannya adalah untuk menilai apakah laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, dan satu-satunya perhatian auditor akan pelanggaran hukum dan peraturan, para praktisi merencanakan penugasan untuk tujuan memberikan suatu laporan ketaatan.

Syarat-syarat atestasi ketaatan

  1. Manajemen harus memberikan asersi tertulis terhadap apa auditor akan memberikan keyakinan.
  2. Asersi manajemen punya kemampuan evaluasi terhadap kriteria yang layak.
  3. Asersi manajemen punya kemampuan estimasi atau pengukuran yang konsisten dalam menggunakan kriteria tertentu.
  4. Manajemen menerima tanggung jawab atas ketaatan perusahaan terhadap persyaratan-persyaratan tertentu.
Pelaksanaan penugasan

Dua jenis penugasan adalah Pemeriksaan dan prosedur yang disepakati. Prosedur yang disepakati., Tujuannya untuk memperoleh kesepakatan dalam prosedur-prosedur yang harus dilakukan yang diingini pemakai.Sedangkan untuk pemeriksan, praktisi berhubungan denganmaterialitas dan resiko atestasi, risiko bawaan,risiko pengendalian dan resiko deteksi.


 

---------------------mj---------------------

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN

CHAPTER XVIII

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN

DAN PEMBAYARAN


 


 


 

AUDIT ATAS PERALATAN PABRIK

Perkiraan-perkiraan yang biasanya digunakan untuk peralatan pabrik adalah peralatan pabrik, akumulasi penyusutan, keuntungan atau kerugian akibat pelepasan dan beban penyusutan.

Peralatan pabrik biasanya diaudit dengan cara yang berbeda dari perkiraan-perkiraan aktiva lancar karena :

  1. biasanya hanya terdapat sedikit perolehan peralatan pabrik pada tahun berjalan,
  2. jumlah dari perolehan tertentu seringkali material, dan
  3. peralatan kemungkinan besar akan tercatat dan bertahan dalam catatan-catatan akuntansi untuk beberapa tahun.

Dalam audit atas peralatan pabrik, memisahkan pengujian ke dalam kategori :

  1. Prosedur analitis

Prosedur analitis

 

Salah saji yang mungkin terjadi

Bandingkan beban penyusutan dibagi dengan biaya peralatan pabrik bruto dengan tahun sebelumnya.

 

Kekeliruan dalam beban penyusutan dan akumulasi depresiasi. 

Bandingkan akumulasi penyusutan dibagi dengan biaya peralatan pabrik bruto dengan tahun sebelumnya.

Kekeliruan dalam mencatat akumulasi penyusutan. 

Bandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan bulanan atau tahunan, beban perlengkapan kantor, beban peralatan kecil, dan perkiraan-perkiraan yang sejenis dengan tahun sebelumnya. 

Membebankan jumlah yang seharusnya dikapitalisasi.

Bandingkan biaya pabrik bruto dibagi beberapa ukuran produksi dengan tahun sebelumnya. 

Peralatan menganggur atau peralatan yang telah dilepas akan tetapi tidak dihapuskan. 


 

  1. Verifikasi atas perolehan tahun berjalan

Tujuan audit yang berhubungan dengan audit dan pengujian terinci atas saldo untuk penambahan peralatan pabrik

Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo 

Prosedur pengujian terinci atas saldo yang lazim 

Komentar 

Perolehan tahun berjalan pada skedul perolehan cocok dengan berkas induk terkait dan jumlah total cocok dengan buku besar (detail tie-in).

Periksa penjumlahan ke bawah skedul perolehan.

Telusuri jumlah total ke buku besar.

Telusuri perolehan individual ke berkas induk atas jumlah dan deskripsi. 

- Pengujian ini hendaknya dibatasi kecuali pengendalian lemah.

- Seluruh kenaikan dalam saldo buku besar untuk tahun berjalan hendaknya direkonsiliasi dengan skedul. 

Perolehan tahun berjalan yang mencatat adalah benar-benar terjadi (existence).

Periksa faktur pemasok dan laporan penerimaan barang.

Pemeriksaan fisik aktiva. 

- Bukanlah merupakan hal yang lazim untuk melakukan pemeriksaan fisik terhadap penambahan kecuali jika pengendalian lemah atau jumlahnya material. 

Perolehan yang ada telah dicatat (completeness).

Periksa faktur pemasok untuk perkiraan-perkiraan yang terkait erat seperti perbaikan dan pemeliharaan untuk menemukan artikel yang seharusnya dicatat sebagai peralatan pabrik.

Telaah perjanjian sewa guna usaha dan sewa. 

Tujuan ini merupakan salah satu tujuan yang terpenting untuk peralatan pabrik.

Perolehan tahun berjalan yang tercatat adalah akurat (accuracy).

Periksa faktur pemasok. 

Luasnya pengujian bergantung kepada resiko bawaan dan keefektifan dari pengendalian intern. 

Peralatan tahun berjalan yang tercatat diklasifikasikan dengan tepat (classification).

Periksa faktur pemasok atas rekening peralatan pabrik untuk melihat item yang harus diklasifikasikan sebagai peralatan kantor, bagian dari bangunan atau perbaikan.

Periksan faktur pemasok atas rekening yang berhubungan erat seperti perbaikan untuk melihat item yang harus dimasukkan dalam peralatan pabrik.

Tujuannya sangat berhubungan dengan pengujian atas kelengkapan. Dilaksanakan bersamaan dengan tujuan di atas dan pengujian atas akurasi. 

Perolehan tahun berjalan dicatat dalam periode yang tepat (cut off).

Telaah transaksi dekat tanggal neraca untuk penentuan periode yang tepat. 

Biasanya dilakukan sebagai bagian dari pengujian pisah batas atas hutang usaha. 

Klien mempunyai hak atas perolehan tahun berjalan (right).

Periksa faktur pemasok. 

Biasanya tidak ada masalah untuk akte peralatan., ringkasan, dan tagihan pajak seringkali ditelaah atas tanah dan bangunan yang penting. 


 

  1. Verifikasi atas pelepasan tahun berjalan

    Prosedur-prosedur yang seringkali digunakan dalam memverifikasi pelepasan adalah :

  • Telaah apakah aset baru yang dibutuhkan menggantikan aset yang ada.
  • Analisa keuntungan atas pelepasan aset & pendapatan lain-lain atas penerimaan dari pelepasan aset.
  • Telaah modifikasi pabrik dan perubahan pada lini produk, pajak, atau cakupan asuransi atas indikasi terhadap penghapusan peralatan.
  • Lakukan tanya jawab kpd manajemen & karyawan produksi ttg kemungkinan terjadinya pelepasan aset.
  1. Verifikasi atas saldo akhir dalam perkiraan aktiva

Pengendalian intern mencakup :

  1. Apakah perlu dilakukan verifikasi terhadap peralatan pabrik yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya.
  2. Penggunaan suatu berkas induk untuk masing-masing aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai untuk aktiva tetap yang dapat dipindah-pindahkan, penetapan nomor identifikasi untuk setiap aktiva pabrik dan perhitungan fisik secara periodik terhadap aktiva tetap dan rekonsiliasinya terhadap pegawai.
  3. Metode formal untuk memberikan informasi kepada departemen akuntansi mengenai pelepasan aktiva permanen.
  1. Verifikasi atas beban penyusutan

    Jumlah tercatat ditentukan dengan alokasi internal. Tujuan yang paling penting atas beban penyusutan adalah akurasi, di mana ditentukan apakah klien mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten dan apakah perhitungannya tepat.

6. Verifikasi atas saldo akhir dari akumulasi penyusutan

Dua tujuan yang ditekankan dalam audit atas akumulasi penyusutan :

  • Akumulasi penyusutan seperti yang dinyatakan dalam berkas induk properti sesuai dengan buku besar.
  • Akumulasi penyusutan dalam berkas induk dinilai dengan pantas.


 

AUDIT ATAS BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Pengendalian intern atas asuransi yang dibayar di muka dan beban asuransi, dapat dibagi menjadi tiga bagian :

  1. Pengendalian atas perolehan dan pencatatan asuransi.
  2. Pengendalian terhadap register asuransi.
  3. Pengendalian pembebanan asuransi.

Prosedur analitis yang biasanya dilakukan :

  1. Bandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan total tahun sebelumnya untuk pegujian kelayakan.
  2. Hitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan bandingkan dengan tahun sebelumnya.
  3. Bandingkan coverage dari masing-masing polis asuransi pada skedul yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun lalu untuk pengujian terhadap penghapusan polis-polis tertentu atau perubahan dalam coverage asuransi.
  4. Bandingkan saldo asuransi dibayar di muka yg dihitung untuk tahun berjalan dengan dasar masing-masing polis dg. hasil perhitungan tahun sebelumnya untuk pengujian kekeliruan penghitungan.
  5. Telaah insurance coverage yang dimuat pada skedul asuransi dibayar di muka dengan pegawai klien yang tepat atau broker asuransi akan kecukupan coverage.

Pengujian yang terinci atas saldo aktiva disusun berdasarkan tujuan audit, sebagai berikut :

  1. Polis asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka adalah absah dan polis yang ada telah dicatat (eksistensi dan kelengkapan).
  2. Klien mempunyai hak atas semua polis asuransi yg ada dlm skedul asuransi dibayar di muka (kepemilikan).
  3. Jumlah asuransi dibayar di muka akurat dan total jumlahnya ditambahkan secara benar dan sesuai dengan buku besar (akurasi dan detail tie-in).
  4. Beban asuransi yg berhubungan dg asuransi dibayar di muka diklasifikasikan dg tepat (klasifikasi).
  5. Transaksi asuransi dibayar di muka dicatat dalam periode yang tepat (pisah batas).
  6. Asuransi dibayar di muka disajikan dan diungkapkan secara tepat (penyajian dan pengungkapan).


 

AUDIT ATAS KEWAJIBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Kewajiban yang masih harus dibayar adalah :

  1. Kewajiban yang belum dibayar merupakan kewajiban dimasa yang akan datang untuk jasa yang belum dibayar akibat berlalunya waktu akan tetapi belum dibayarkan pada tanggal neraca.
  2. Jumlah kewajiban harus diestimasi akibat adanya ketidakpastian dari jumlah yang harus dibayarkan.

Metode utama untuk pengujian terhadap telah dicatatnya seluruh akrual adalah :

  1. melakukan pengujian akrual dalam hubungannya dengan pembayaran pajak properti tahun berjalan,
  2. membandingkan akrual tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.


 

AUDIT ATAS OPERASI

Ditujukan untuk menentukan apakah perkiraan-perkiraan pendapatan dan beban dalam laporan keuangan disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan setiap total pendapatan dan beban yang tercakup pada laporan rugi laba maupun laba bersih tidak salah saji secara material.

Dengan mempertimbangkan tujuan dari laporan laba, perlu diperhatikan bahwa :

  1. Penandingan pendapatan dan beban periodik merupakan hal yang penting untuk penentuan yang pantas dari hasil operasi.
  2. Penerapan prinsip-prinsip akuntansi dengan konsisten untuk periode yang berbeda merupakan hal yang penting untuk perbandingan.


 

Bagian-bagian dari audit yang secara lansung mempengaruhi operasi adalah :

  1. Prosedur analitis

Prosedur analitis 

Kekeliruan yang mungkin 

Bandingkan beban secara individu dengan tahun sebelumnya. 

Lebih saji dan kurang saji suatu saldo dalam suatu perkiraan beban.

Bandingkan aktiva secara individu dan kewajiban tahun sebelumnya. 

Lebih saji dan kurang saji perkiraan neraca yang juga akan mempengaruhi perkiraan rugi-laba. 

Bandingkan beban-beban secara individu dengan anggaran.

Salah saji beban dan oerkiraan neraca lainnya yang berhubungan. 

Bandingkan persentase margin bruto dengan tahun sebelumnya. 

Salah saji harga pokok penjualan dan persediaan. 

Bandingkan rasio perputaran persediaan dengan tahun sebelumnya.

Salah saji harga pokok penjualan dan persediaan. 

Bandingkan beban asuransi dibayar di muka dengan tahun sebelumnya. 

Salah saji beban asuransi dan asuransi dibayar di muka. 

Bandingkan beban komisi dibagi penjualan dengan tahun sebelumnya. 

Salah saji beban komisi dan komisi yang terhutang.

Bandingkan beban manufaktur secara individu dibagi total beban manufaktur dengan tahun sebelumnya. 

Salah saji beban manufaktur secara individu dan perkiraan neraca lainnya yang berhubungan. 


 

  1. Pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

    Pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi keduanya memiliki pengaruh dalam pelaksanaan verifikasi perkiraan neraca dan perkiraan operasi secara bersamaan.

  2. Analisa atas saldo perkiraan

    Analisa perkiraan beban adalah pemeriksaan terhadap dokumentasi yang mendasari transaksi secara individu dan jumlah yang membentuk total perkiraan beban tertentu.

  3. Pengujian terinci atas saldo perkiraan neraca
  4. Pengujian atas alokasi

    Alokasi merupakan hal penting karena alokasi menentukan apakah suatu pengeluaran tertentu merupakan aktiva atau beban tahun berjalan.

    Dalam pengujian atas alokasi dari pengeluaran seperti asuransi dibayar di muka dan overhead pabrik, dua pertimbangan yang paling penting adalah ketaatan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum dan konsistensi dengan periode sebelumnya.

    Dua jenis prosedur audit terpenting untuk alokasi adalah pengujian kewajaran keseluruhan dan perhitungan kembali hasil-hasil perhitungan klien. Cara yang sering digunakan adalah melakukan pengujian-pengujian ini sebagai bagian dari audit perkiraan aktiva dan kewajiban yang terkait.


 


 

---------------------mj---------------------